3/08/2019

Pengalaman, Sakitnya Induksi Buatan ?

Buat kalian yang sedang dan akan mengalami persalinan, tentunya terselip sedikit rasa kekhawatiran saat bersalin tiba. Termasuk gue! Rasa deg-deg’an, terharu, sedih, senang, semua tercampur jadi satu dan tidak bisa di ekspresikan ‘menurut gue’.
Kala itu, usia kehamilan gue memasuki usia 39 minggu, berat si anak bayik sudah mencapai 3 kg dan air ketuban sudah 4,7. Cukup riskan untuk lama-lama menahan si anak bayi untuk mencapai usia 41 minggu.
“sudah mules belom?” Tanya dokter ke gue, saat periksa hari itu.
“belom dok” jawab gue singkat, sambil sesekali menahan rasa nyeri pada bagian miss v
“coba berhubungan ya, spermanya buang didalam. Biar micu kontraksi. Mau induksi buatan apa induksi alami?” Tanya dokter sambil meledek dan sedikit tertawa. Tidak bermaksud untuk menakut-nakuti. Tapi, dokter gue ini, amat sangat pro normal. Beliau sangat mendukung gue untuk bisa melahirkan si buahcinta dengan proses normal. Semangatin gue dan si ayah, untuk berjuang bareng.
“kalau sabtu ini belum mules juga, induksi buatan ya. Langsung masuk UGD. Saya buatkan surat pengantar.”
Sabtu 23 Februari 2019
Pagi hari nya gue belom juga mules, gak ada rasa kontraksi, gak ada rasa gimana-gimana. Dan gue memutuskan untuk induksi buatan. Karena takut si anak bayi didalam keracunan ketuban. BTW, Ketuban gue belom rembes, semua masih berjalan dengan mulus.
Kata orang melahirkan anak pertama, biasanya akan lebih lama. Terlebih, ini anak lelaki. Yang akan lebih lama keluar dari dalam kandungan. Biasanya, anak pertama akan mencari jalan keluar dan cenderung lebih memakan proses yang cukup memakan waktu. Meskipun posisi kepala sudah masuk panggul dan sudah pembukaan satu, tapi tetep aja si anak bayi masih anteng tak berkutik dan belum memberikan sinyal-sinyal kalau ia akan lahir.
Gue langsung masuk UGD di RS. Ananda Makassar dengan dokter yang amat sangat gue cintai dan percayai! Dr. Dachlia Sri Sakti Sp.OG
Berhubung dokter Dachlia praktek jam 4 sore, jadi dokter di UGD berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Dachlia, menunggu tindakan apa yang harus dilakukan saat itu. Singkat kata, gue menunggu kedatangan dokter Dachlia jam 4 sore, beliau langsung memberikan gue induksi buatan ‘sebuah obat kecil yang digunting, kemudian dimasukan kedalam miss v’. Gue gak bisa liat gimana bentuk obatnya karena perut yang membesar menutupi pandangan gue saat itu, cuma mamas suami yang liat bentuknya dan dia gak tega liat gue ‘di induksi buatan , karena kata orang induksi buatan itu sakit’
Gue dikasih obat jam 4 sore (selama satu jam gak boleh bergerak) dan harus miring ke kiri, untuk mempercepat proses si anak bayi menuju jalan keluar. Setelah satu jam, gue boleh turun dari tempat tidur dan diwajibkan banyak gerak. Proses obat induksi buatan diperkirakan bereaksi selama 6 jam kedepan. Jikalau dirasa tidak ada perubahan, gue wajib melaporkan kedokter. 6 jam kedepan berarti , jam 10 malam gue harus melapor lagi. Oke syip!
Jam 6 sore gue jalan-jalan di area ruang bersalin. “ALLAHUAKBAR” “AAAAAAAAAAAAAA”, “SAKIIIITT”, “ALLAHUAKBAR”!! terdengar teriakan-teriakan histeris para ibu-ibu yang berjuang dengan taruhan nyawa. Gue nangis! Dipelukan mamas! Sedikit rasa takut menghantui gue. “eeeyaaa eyaaa” beberapa kali tangisan bayi yang ikut pecah mengikuti teriakan sang ibu sempat gue dan mamas dengar.
Gue masih berjuang, jalan sana, jalan sini, lari kecil, senam, pokoknya gue gak bisa diem hampir 4 jam. “yahhh, aku gak mules-mules” curhat gue ke ayahnya si anak bayi. Dan akhirnya , si ayah melapor ke suster jaga. Dosis obat induksipun diberikan, jadi “GUE DUA KALI DIKASIH OBAT INDUKSI”, lewat missv. Dan mulespun gak kunjung datang.
Jam 4 pagi, si anak bayi belum juga kontraksi, belum mules, gak ada rasa sakit dan gak ada rasa apapun. Kalau kata orang di induksi buatan itu sakit, JUJUR. Gue gak merasakan itu. Dan ekspetasi gue tentang induksi buatan luruh sudah “Yang Katanya Amat Sangat Sakit’ nyatanya, sama sekali gak bereaksi apapun. Tapi tiba-tiba. Pyaaarrrrrrrrrrrrrrrr! Air ketuban gue rembes, setelah mba suster memasukan obat induksi buatan tadi.
Gue gak dibolehin turun dari tempat tidur, takut rembesan ketuban keluar makin banyak, dan takut si anak bayi keracunan juga. Gue cinta banget sama si ayahnya anak bayi! Doi rela buang pipis dan ngurusin gue, huhuhu, maacih yah! 💋😘 Setelah rembesan ketuban keluar, mules belum juga datang. Akhirnya si ayah melapor ke mba suster, mba suster pun konsultasi dengan dokter Dahlia yang sedang melakukan operasi pada jam 4 pagi.
Singkatnya, dua obat induksi lewat miss v gak mempan, dan akhirnya gue dikasih obat induksi lewat infus. Ini percobaan induksi ke tiga kalinya. Jam menunjukan 7 pagi, gue belom juga mules. Ya Allah. Ini tubuh gue yang baal? anak gue yang kuat? apa emang obatnya kurang mantul? Ibu gue, Ibu mertua dan Bapak mertua gak tega liat kondisi gue yang gak bisa berkutik dari tempat tidur dan mereka amat sangat khawatir kalau cucunya keracunan air ketuban.
“kalian harus putuskan sekarang juga, ini demi anak kalian” kata-kata itu terngiang-ngiang di kepala gue. Niat lahiran normal pupus, setelah induksi 3 kali yang gak membuahkan hasil. Gak mules, gak kontraksi, ketuban rembes akibat mba-mba suster yang nyundul ketuban, agak sedikit nangis, bingung* Akhirnya gue dan ayahnya si anak bayi memutuskan untuk lahiran sc. Suster sempet nanya berkali kali, “yakin gak mau normal? Gak mau coba lagi? Emang gak kuat”, agak ingin menitikan air mata, tapi gue pasrahin semuanya ke Allah.
Gue gak tega juga liat eyang-eyangnya si anak bayi yang khawatir sama cucu pertama mereka. “Ibu yakin kamu kuat nahan rasa sakit, tapi kamu harus pikirin juga kondisi si anak bayi di dalam. Dia kelilit tali pusat, ketuban juga udah rembes”
Jam 9 gue masuk ruang operasi, jam 11 gue keluar ruang operasi dan dibawa keruang pemulihan, jam 5 sore gue udah di ruangan pasien dengan si anak bayi disamping gue. Intinya, gue mau ceritain pengalaman gue. Kalau induksi buatan itu, belum tentu sakit. Tapi semua balik lagi ke kondisi tubuh masing-masing. Setiap tubuh individu berbeda-beda terhadap reaksi obat tertentu. Bisa jadi reaksi gue lambat dan baal, dengan 3 obat induksi buatan “GUE GAK MERASAKAN APAPUN”

dr. Dachlia sama si anak bayi
" anak bayi sengaja gue stikerin ;D "
Mau lahiran normal, mau lahiran SC! Kalian tetap menjadi seorang ibu ! I love you mom!