10/14/2019

Torbangun a.k.a Daun Bangun-bangun , Penyelamat ASI Ku!

Setelah baca artikel gue tentang mastitis dan abses payudara, gak semudah itu buat gue kembali punya ASI lagi. Gue sempet ngerasain ASI gue seeeeeeeeeerrrreeeet bahkan gak keluar sama sekali ‘yang bekas operasi LHO’. Sedih nya bukan main, hati gue bener-bener hancur saat itu.

Segala macam cara udah gue cobain. Mulai dari minum tablet, kapsul pelancar asi, minum susu almond, minum susu berbahan dasar pare, susu berbahan dasar soya, minum sereal, makan cookies, minum teh penambah asi dengan berbagai merk, makan kacang hijau sebaskom, makan daun kelor sepanci. LAHLU,




FYI: Kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda, apalagi kondisi gue saat itu pernah terkena mastitis dan abses payudara. ASI sama sekali tidak keluar, jadi produk-produk dia atas tidak cocok untuk gue, belum tentu gak cocok ditubuh kalian ya buk-ibuk. SIAPA TAHU, di kalian cocok. Bukannya produk-produk diatas tidak bagus atau jelek, NO! TIDAK SAMA sekali. Gue gak pernah bilang produk-produk diatas jelek ya, “menurut gue pribadi”, di TUBUH gue tidak bereaksi karena ‘saat itu kondisi gue sedang tidak baik’, jadi memang tidak memberikan banyak pengaruh. Untuk buk-ibuk yang mau coba produk diatas, ya monggo. Kan cocok-cocokan ya buk-ibuk. Piss love n gahul lha yah. Mohon maap kalau ada yang tersinggung dengan kata-kata gue ini. Maap keun ya. Lanjut cus

DAN, kalian tahu ? DAUN KATUK di Makassar itu bener-bener langka, apa lagi tukang sayur di rumah gue gak pernah denger "sayur katuk", jadi gue dikirimin sama nyokap daun katuk dari Bekasi dong hahaha! SEMUA udah gue cobain, tapi hasilnya, ASI keluar buat basahin pantat botol. Cuedih!! Tapi gue gak putus asa men! Metode pumping juga udah gue jabanin, keluar nya gak pernah lebih dari 10 ml. YA ALLAH, sedih bener. 

Sampai akhirnya gue menemukan "DAUN BANGUN-BANGUN", yang super duper penyelamatkuh! Emang awalnya gak deres-deres banget, secara bekas operasi dengan penyembuhan yang memerlukan beberapa waktu, dan ASI sama sekali gak keluar. SO FAR, dia penyelamatkuh, dia jawaban dari segala doa-doakuh, tcijeeileh strid. 


BTW, DAUN BANGUN-BANGUN itu apasih strid? Daun bangun-bangun atau torbangun ini sudah secara turun-temurun di daerah Sumatera Utara dipercaya dapat memperbanyak ASI dan biasanya nenek-nenek di Sumatera Utara, kalau punya anak-mantu-cucu yang sedang hamil dan mau melahirkan, biasanya mereka sudah bersiap-siap menanam daun torbangun ini dihalaman rumahnya. Karena memang benar-benar NYATAH TERPAMPANG khasiat nya gais. 

Dengan tekstur daun yang agak bergerigi, daun ini mengandung kalium, serta memiliki minyak atsiri. Didalam minyak atsiri terdapat kandungan karvakrol, idoprofil-o-kresol dan fenol. Selain itu daun bangun-bangun juga mengandung flavonoid seperti quercentin, apigenin, luteolin, serta salvigenin.

TIDAK hanya itu, daun yang memiliki bau khas ini mempunyai 10 komponen aktif yang dapat meningkatkan produksi ASI. Menurut M. Rizal Martua Damanik, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB atau Prof. drh. Rizal Martua Damanik MRep Sc PhD, "konsumsi daun bangun-bangun sekitar 150 gram per hari sejak hari pertama melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, terbukti mampu meningkatkan produksi ASI hingga 65% dibandingkan produk lain nya". 

Daun bangun-bangun atau torbangun bermanfaat untuk meningkatkan produksi air susu ibu, Mampu menjaga daya tahan ibu menyusui dan bayi, Membersihkan Rahim pasca melahirkan dan menghentikan pendarahan, Menurunkan kolestrol dan mencegah hipertensi pada ibu menyusui, Membuat produksi ASI semakin berlimpah dan menyimpan zat besi yang tinggi,  

GAK cuma meningkatkan produksi ASI, daun bangun-bangun atau torbangun juga mempunyai manfaat lainnya seperti : Mengobati sakit kepala, Sariawan, Demam, Batuk, dan Rematik. 

ARTIKEL MENGENAI DAUN TORBANGUN CUSS, selebihnya googling sendiri ya buk-ibuk 














Tidak cuma itu aja buk-ibuk ini juga ada "Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor HK.01.07/MENKES/187/2017", Daun bangun-bangun merupakan salah satu ramuan Pelancar Air Susu Ibu (ASI). 

Okey, karena kedahsyatan daun bangun-bangun ini memang luar biasa untuk memproduksi asi lebih banyak, gue pun ingin berbagi dengan buk-ibuk sekalian yang punya nasib sama kaya gue. Punya masalah ASI seret atau gak keluar, cobain deh jus torbangun nya.

Mohon map ini hanya untuk yang berada di daerah Makassar aja ya buk - ibuk. Cuss, merapat, yang jauh mendekat, yang dekat makin merapat, cobain Torbangun Makassar nya ya buk ibu, gak cuma gue doang kok yang sudah merasakan hasilnya, berikut testi buk-ibuk di Makassar yang sudah pernah mencoba @torbangun.mksr , testi lebih banyak bisa cek Instagram @torbangun.mksr ya atau wa 0822 4615 4846 ❤





5/13/2019

Pengalaman Mastitis & Abses Payudara

Sambil ngegendong Arjuna (si bayi pipi tembem) di tangan sebelah kiri dan sembari mengingat kenapa akhirnya gue bisa mengalami mastitis hingga menjadi abses payudara, gue kembali menggrutu! kenapa gue bisa sebodoh ini menjadi seorang ibu! Iya, akhir-akhir ini gue sering nangis ngeliat anak gue sendiri, karena gue gak bisa ngasih full asi. Sedih banget rasanya, 'kaya sakit, tapi gak berdarah'. 

BUAT PARA NEW MOM, PLISSS! JANGAN PERNAH KALIAN PELIT ASI KE BAYI KALIAN. JANGAN SAMPAI KALIAN GAK PUMPING! JANGAN SAMPAI KALIAN GAK KOSONGIN PAYUDARA KALIAN.

Karena kurangnya ilmu dan bacaan gue tentang PER-ASI’AN. GUE SUNGGUH MERUGI GAES!! Jadi, awalnya gue gak tau tehnik menyusui yang baik dan benar, sampai akhirnya putting gue lecet dilahap si bayi pipi tembem. Tau sendirikan gimana huebatnya bayi laki-laki kalau lagi ngenyot 😔 rasanya ledeees banget. PEDES!

Bodohnya, karena gue ngerasa sakitnya bukan main si putting yang lecet itu. Gue memutuskan untuk gak ngasih Asi ke arjuna selama satu hari full. Sebenernya salah banget gak ngasih asi ke si bayi. Gue bener-bener egois mentingin diri gue sendiri (karena gak bisa nahan rasa sakit). Oke, keesokan harinya badan gue mulai panas dingin, tiba-tiba payudara gue ada benjolan dan kulitnya sedikit agak memerah. Mengingat besoknya Arjuna aqiqahan, jadi si panas dingin dan benjolan itu gak terlalu gue pikirin.

Selesai acara aqiqahan hari Sabtu, hari Minggu-nya (Eyang dan Oma Arjuna) pulang ke Bekasi, lagi-lagi gue gak begitu ‘perduli dengan kondisi gue saat itu’ gue cuma mikir, ‘ahh, mungkin gue panas dingin doang’. Selang beberapa hari, panas dingin gue makin gak karuan, badan gue tiba-tiba lemes, nafsu makan gue tiba-tiba hilang, maag gue mulai kambuh, benjolan di payudara makin mengeras dan memerah (bak kepiting rebus).

Akhirnya gue mutusin untuk cerita ke Ayahnya Arjuna tentang kondisi gue ini. Si Ayah mulai panik, mas suami mulai cari tau di Instagram dan nanya ke temennya perihal kondisi gue saat itu.


Singkat cerita Ayah nya Juna, muter-muter Makassar cari toko obat cina, dan akhirnya nemu di Jalan Sulawesi. Pulang kerumah, dia ngasih gue plester kecil berwarna kuning (tapi kok gue gak yakin ya sama ini plester). Tulisan nya aja, tertulis untuk luka-luka kecil dan gigitan serangga. Sambil melirik ayah dan memicingkan mata gue menggerutu, "emang nya aku digigit serangga apa" 😓


Akhirnya gue belum beranikan diri untuk menggunakan si plester cap katak dan masih meminta ayahnya juna buat cari biji-bijian penghisap nanah, yang dia liat di kolom komentar Instagram. Ke-esokan harinya, Ayah nemu biji-bijian penghisap nanah yang dimaksud di kolom Instagram diatas! 👆 "TELOR KODOK" namanya kata si penjual, di toko obat cina yang berbeda dari toko sebelumnya. 


Jadi, cara pakai si 👆 "TELOR KODOK" ini, gampang banget. Tinggal taruh biji-bijian ini ketelapak tangan, tuang air putih (kira-kira aja gaiss) kemudian aduk hingga rata. Nantinya mereka akan lengket dan menempel, kemudian tempelkan ketempat yang ingin kamu gunakan. OKEY, Seharian gue coba telor kodoknya (tapi gak memberikan efek apa-apa). 

Badan gue, semakin hari semakin lemas, gak bisa gendong arjuna dengan leluasa. Panas dingin yang bikin menggigil badan bener-bener menghambat aktivitas gue. Dan akhirnya, gue sama suami memutuskan untuk pergi ke dokter Dahlia (dokter kandungan gue selama hamil juna). Sesampainya di ruangan, gue di suruh baring untuk diperiksa seberapa parah benjolan payudara gue saat itu. 

"Aduh, ini sudah besar sekali! Kenapa gak dari kemarin-kemarin datang kesini. Kalau masih kecil , bisa saya kasih resep antibiotic untuk matikan kuman dan jaringan nya biar tidak menyebar. Tapi ini besar dan kulitnya sudah merah. Saya saranin ke dokter bedah ya, biar dioperasi. Harus dikeluarkan itu "  - ya kurang lebih seperti ituuhh dokter Dahlia menyampaikan nya ke gue dan mas suami. 

siyook gak ? YA IYALAH! BUKAN MAIN! hal yang gue anggap remeh, ternyata harus di operasi. BTW, gue di vonis mastitis dan terkena abses payudara. Mastitis sendiri artinya "peradangan pada jaringan payudara", sedangkan abses payudara adalah "benjolan yang terbentuk di payudara karena berkumpulnya nanah dan biasanya terasa nyeri". Dengan kata lain, payudara gue yang sebelah kiri sekarang berisi nanah dan harus dikeluarin biar gue bisa kembali lagi MENG-ASI-HI si anak bayi.

GUE BENER-BENER SEDIHHH KAN MAIN! disatu sisi, karena gue dan mamas merantau, otomatis jauh dari keluarga, "siapa nanti yang jagain arjuna kalau gue dioperasi?", "minumnya juna gimana?", "siapa yang mandiin?" AHH, bener-bener dilemma, apalagi ayahnya juna sampai sekarang masih belum berani buat gendong anaknya dan ngambil anaknya dari tempat tidur. 

Akhirnya OMA juna yang belum ada seminggu di Bekasi, balik lagi ke Makassar untuk bantuin jaga Juna. Sampainya oma di makassar, oma ngompres mastitis gue dengan air panas yang di campurkan garam kasar. Bener-bener 'maknyos', kulit gue udah kaya kepiting rebus. 

Tapi, Benjolannya masih membeku, panas dingin juga semakin menjadi-jadi. Setelah konsultasi dengan dokter bedah. Hari Sabtu 13 April 2019, gue dioperasi (insisi dan drainase). Ke esokan harinya, Hari Minggu 14 April, gue diperbolehkan pulang sama dokter bedah. Setelah beliau mengganti perban dan memencet bekas operasi berharap ada nanah yang keluar. Ternyata engga ada yang keluar. Bagus, alhamdulillah dan beliau memastikan semua baik-baik aja, tinggal pemulihan dan gue harus balik lagi hari selasa untuk ganti perban. Mas suami juga dikasih liat nanah yang keluar dari payudara 'katanya segelas penuh'. 

Hari Selasa 16 April, gue balik lagi, DAN yang bikin gue kaget. Dokter bilang "masih ada nanah dan harus segera dikeluarin lagi." DENGAN KATA LAIN HARUS DIOPERASI LAGI. Gue syiokkk bukan main, bener-bener mau pengsan diruang dokter. maksud gue, kemarin beliau ngapain aja? kok nanah gue gak di tuntasin, dikeluarin nanahnya sampai bersih. 

*fyi gue gak punya bpjs. kemarin operasi bayar mandiri, ngeluarin nanah 14 juta, terus beliau bilang harus dikeluarin lagi. Gak kebayang mas suami bakalan bilang apa, kalau harus ngeluarin duit lagi buat keluarin nanah (gak tega gue bilang nya) apalagi tanggal 18 april mas suami ulangtahun, aduh bener-bener bikin gue makin galauuuuuu~ apalagi pup gue gak keluar duit, 14 juta buat keluarin nanah "gara-gara hal sepele yang gue anggap enteng dan karena keegoisan gue gak mau nyusuin karena sakit" aduuuuuuuuu, pen loncat rasanya dari pohon toge! 

Malam harinya mas suami nanya,"kata dokter gimana hasilnya? udah sembuh bun?" gue diem gak bergeming. Jujur gue takut, gak tega ngomongnya, gak mau sampai'in berita buruk ini menjelang hari ulang tahunnya dan menjadi kado terburuk buat ayah huhuhu 😭 sambil nahan rasa nyeri bekas operasi yang belom kelar, perlahan gue narik selimut sambil pasang muka bersalah. 

"Ditanya kok gak jawab, gimana kata dokter bun?" sekali lagi mas suami nanyain keadaan gue. Akhirnya gue berani ngomong. "Kata dokter nanahnya masih ada dan harus dioperasi yah" seketika mas suami syioooooooook bukan main. Gue disuruh pulang ke Bekasi buat berobat. Ayah bersikukuh bahwa pengobatan di Bekasi lebih bagus dan banyak, apalagi keluarga di Bekasi banyak, disini kita gak bebas bergerak (karena rumah gue lumayan jauh dari kota) dan gak banyak yang bantuin. 

Tapi gue juga kekeuh, untuk tetep stay di Makassar, gue mau berobat di dokter lain. Dan mencoba pengobatan alternative. Keesokan harinya, inget banget gue lagi mau ganti perban, dan ternyata nanah gue ngocor. GUE KAGET! Nanah, keluar lewat luka bekas operasi. Nanah nya semangkok kecil (mohon map yang gak kuat liat, tolong di skip)


Sedikit lega setelah keluar si nanah ini. Dan karena kepasrahan gue, gak mau dioperasi lagi. "Yang katanya masih ada nanahnya. GUE TEMPELIN TELOR KODOK SEHARIAN", ke esokan harinya, mas suami pulang kerja. Gue yang lagi baring disebelah arjuna langsung lari menuju pintu dan segera menyambut kekasih hati *jiahh . TAPI, tiba-tiba sesuatu yang anget ngocor. NANAH GUE, sekarang ngocor sampai kecelana dan lantai. (moon map yang gak kuat liat di skip) dapet nanah semangkok gede sekarang.


Bener-bener lega sih, setelah keluar nanahnya. Badan gak terlalu panas dingin. Awalnya gue berobat di RS. Ananda dan akhirnya lewat rekomendasi kakak sepupunya mamas, gue disaranin ke RS. Siloam Makassar. Disana, di dokter bedah. "gue pun masih disuruh tetep operasi buat ngeluarin si nanah yang masih ada di dalam". 

Tapi, gue bersih kukuh untuk gak mau operasi lagi dan nyoba pengobatan herbal. Gue minum Milagros, QnC Jelly Gamat, Habbatussaudah 3 in 1 (Kamil) dan alhamdulillah sampai sekarang, panas dingin gue hilang, luka bekas operasi tertutup, Asi nya alhamdulillah keluar (yang bekas operasi) tanpa keluar nanah. Butuh waktu satu bulan lebih sih buat sampai badan gue bener-bener enakan kaya gini. 

Intinya, pesen gue buat ibu-ibu muda kaya gue. Perbanyak ilmu tentang per-asi'an, jangan pelit asi ke si bayi (mau ledes, mau putting kebelah, gue juga pernah ngerasain pumping keluar darah macem susu stroberi), rajin-rajin pumping buat kosongin payudara biar gak membeku, jaga kebersihan! Semoga gak ada lagi yang kena mastitis dan abses payudara kaya gue ya. aamiin.

3/08/2019

Pengalaman, Sakitnya Induksi Buatan ?

Buat kalian yang sedang dan akan mengalami persalinan, tentunya terselip sedikit rasa kekhawatiran saat bersalin tiba. Termasuk gue! Rasa deg-deg’an, terharu, sedih, senang, semua tercampur jadi satu dan tidak bisa di ekspresikan ‘menurut gue’.
Kala itu, usia kehamilan gue memasuki usia 39 minggu, berat si anak bayik sudah mencapai 3 kg dan air ketuban sudah 4,7. Cukup riskan untuk lama-lama menahan si anak bayi untuk mencapai usia 41 minggu.
“sudah mules belom?” Tanya dokter ke gue, saat periksa hari itu.
“belom dok” jawab gue singkat, sambil sesekali menahan rasa nyeri pada bagian miss v
“coba berhubungan ya, spermanya buang didalam. Biar micu kontraksi. Mau induksi buatan apa induksi alami?” Tanya dokter sambil meledek dan sedikit tertawa. Tidak bermaksud untuk menakut-nakuti. Tapi, dokter gue ini, amat sangat pro normal. Beliau sangat mendukung gue untuk bisa melahirkan si buahcinta dengan proses normal. Semangatin gue dan si ayah, untuk berjuang bareng.
“kalau sabtu ini belum mules juga, induksi buatan ya. Langsung masuk UGD. Saya buatkan surat pengantar.”
Sabtu 23 Februari 2019
Pagi hari nya gue belom juga mules, gak ada rasa kontraksi, gak ada rasa gimana-gimana. Dan gue memutuskan untuk induksi buatan. Karena takut si anak bayi didalam keracunan ketuban. BTW, Ketuban gue belom rembes, semua masih berjalan dengan mulus.
Kata orang melahirkan anak pertama, biasanya akan lebih lama. Terlebih, ini anak lelaki. Yang akan lebih lama keluar dari dalam kandungan. Biasanya, anak pertama akan mencari jalan keluar dan cenderung lebih memakan proses yang cukup memakan waktu. Meskipun posisi kepala sudah masuk panggul dan sudah pembukaan satu, tapi tetep aja si anak bayi masih anteng tak berkutik dan belum memberikan sinyal-sinyal kalau ia akan lahir.
Gue langsung masuk UGD di RS. Ananda Makassar dengan dokter yang amat sangat gue cintai dan percayai! Dr. Dachlia Sri Sakti Sp.OG
Berhubung dokter Dachlia praktek jam 4 sore, jadi dokter di UGD berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Dachlia, menunggu tindakan apa yang harus dilakukan saat itu. Singkat kata, gue menunggu kedatangan dokter Dachlia jam 4 sore, beliau langsung memberikan gue induksi buatan ‘sebuah obat kecil yang digunting, kemudian dimasukan kedalam miss v’. Gue gak bisa liat gimana bentuk obatnya karena perut yang membesar menutupi pandangan gue saat itu, cuma mamas suami yang liat bentuknya dan dia gak tega liat gue ‘di induksi buatan , karena kata orang induksi buatan itu sakit’
Gue dikasih obat jam 4 sore (selama satu jam gak boleh bergerak) dan harus miring ke kiri, untuk mempercepat proses si anak bayi menuju jalan keluar. Setelah satu jam, gue boleh turun dari tempat tidur dan diwajibkan banyak gerak. Proses obat induksi buatan diperkirakan bereaksi selama 6 jam kedepan. Jikalau dirasa tidak ada perubahan, gue wajib melaporkan kedokter. 6 jam kedepan berarti , jam 10 malam gue harus melapor lagi. Oke syip!
Jam 6 sore gue jalan-jalan di area ruang bersalin. “ALLAHUAKBAR” “AAAAAAAAAAAAAA”, “SAKIIIITT”, “ALLAHUAKBAR”!! terdengar teriakan-teriakan histeris para ibu-ibu yang berjuang dengan taruhan nyawa. Gue nangis! Dipelukan mamas! Sedikit rasa takut menghantui gue. “eeeyaaa eyaaa” beberapa kali tangisan bayi yang ikut pecah mengikuti teriakan sang ibu sempat gue dan mamas dengar.
Gue masih berjuang, jalan sana, jalan sini, lari kecil, senam, pokoknya gue gak bisa diem hampir 4 jam. “yahhh, aku gak mules-mules” curhat gue ke ayahnya si anak bayi. Dan akhirnya , si ayah melapor ke suster jaga. Dosis obat induksipun diberikan, jadi “GUE DUA KALI DIKASIH OBAT INDUKSI”, lewat missv. Dan mulespun gak kunjung datang.
Jam 4 pagi, si anak bayi belum juga kontraksi, belum mules, gak ada rasa sakit dan gak ada rasa apapun. Kalau kata orang di induksi buatan itu sakit, JUJUR. Gue gak merasakan itu. Dan ekspetasi gue tentang induksi buatan luruh sudah “Yang Katanya Amat Sangat Sakit’ nyatanya, sama sekali gak bereaksi apapun. Tapi tiba-tiba. Pyaaarrrrrrrrrrrrrrrr! Air ketuban gue rembes, setelah mba suster memasukan obat induksi buatan tadi.
Gue gak dibolehin turun dari tempat tidur, takut rembesan ketuban keluar makin banyak, dan takut si anak bayi keracunan juga. Gue cinta banget sama si ayahnya anak bayi! Doi rela buang pipis dan ngurusin gue, huhuhu, maacih yah! 💋😘 Setelah rembesan ketuban keluar, mules belum juga datang. Akhirnya si ayah melapor ke mba suster, mba suster pun konsultasi dengan dokter Dahlia yang sedang melakukan operasi pada jam 4 pagi.
Singkatnya, dua obat induksi lewat miss v gak mempan, dan akhirnya gue dikasih obat induksi lewat infus. Ini percobaan induksi ke tiga kalinya. Jam menunjukan 7 pagi, gue belom juga mules. Ya Allah. Ini tubuh gue yang baal? anak gue yang kuat? apa emang obatnya kurang mantul? Ibu gue, Ibu mertua dan Bapak mertua gak tega liat kondisi gue yang gak bisa berkutik dari tempat tidur dan mereka amat sangat khawatir kalau cucunya keracunan air ketuban.
“kalian harus putuskan sekarang juga, ini demi anak kalian” kata-kata itu terngiang-ngiang di kepala gue. Niat lahiran normal pupus, setelah induksi 3 kali yang gak membuahkan hasil. Gak mules, gak kontraksi, ketuban rembes akibat mba-mba suster yang nyundul ketuban, agak sedikit nangis, bingung* Akhirnya gue dan ayahnya si anak bayi memutuskan untuk lahiran sc. Suster sempet nanya berkali kali, “yakin gak mau normal? Gak mau coba lagi? Emang gak kuat”, agak ingin menitikan air mata, tapi gue pasrahin semuanya ke Allah.
Gue gak tega juga liat eyang-eyangnya si anak bayi yang khawatir sama cucu pertama mereka. “Ibu yakin kamu kuat nahan rasa sakit, tapi kamu harus pikirin juga kondisi si anak bayi di dalam. Dia kelilit tali pusat, ketuban juga udah rembes”
Jam 9 gue masuk ruang operasi, jam 11 gue keluar ruang operasi dan dibawa keruang pemulihan, jam 5 sore gue udah di ruangan pasien dengan si anak bayi disamping gue. Intinya, gue mau ceritain pengalaman gue. Kalau induksi buatan itu, belum tentu sakit. Tapi semua balik lagi ke kondisi tubuh masing-masing. Setiap tubuh individu berbeda-beda terhadap reaksi obat tertentu. Bisa jadi reaksi gue lambat dan baal, dengan 3 obat induksi buatan “GUE GAK MERASAKAN APAPUN”

dr. Dachlia sama si anak bayi
" anak bayi sengaja gue stikerin ;D "
Mau lahiran normal, mau lahiran SC! Kalian tetap menjadi seorang ibu ! I love you mom!

2/12/2019

Minyak Kutus-Kutus si Minyak Ajaib!

Awalnya, udah sering liat minyak kutus - kutus dari postingan beberapa selebgram yang bilang produk ini bagus banget buat ngobatin segala macam penyakit. Termasuk sakit demam, flu pada bayi. Gue sebagai calon ibu baru, tergiur dong dengernya! Segala macam penyakit katanya bisa juga diobatin dengan menggunakan Minyak Kutus-Kutus ini, tsaahhh! Sehebat itu kah? GUE MAKIN PENASARAN, udah sempet mau order di Shopee. Tapi lupa aja gitu mau cekout *alesan* HAHAHA

Berhubung lagi di tempat perlengkapan bayi dan emang lagi belanja untuk persiapan si kakak lahir, ditawarin lah gue sama ibu-ibu pemilik toko. Tanpa mikir, gue langsung bilang iya mau! MAU BU! Selain tau gimana hebatnya, gue mau si kakak gak dibiasain pakai obat, siapa tau dengan minyak ini, beneran segala macam penyakit bisa hilang. CUSS, akhirnya gue masukin belanjaan dan pulang lah kerumah

Tapi, tiba - tiba aja si ayah nya kakak, ngadu ke gue, 

"YANG, Tangan aku benjol ga ilang-ilang kenapa nih ya? Gak Biru tapi" gue dengan tatapan gak mau ngasih minyak kutus-kutus (karena pengennya buat si kakak) pura-pura belaga bego dan bilang 

"yaudah pakai minyak tawon ya", si ayah tau aja lagi, dan dia langsung bilang , 

"pakai minyak kakak dong, yang kemarin beli" kata ayah sambil inget-inget namanya. Gue ngerasa gagal menyembunyikan nya. HAHAHA, Akhirnya gue pun dengan sedikit agak gak rela, mijit-mijit benjol nya ayah dengan minyak kutus-kutus.

Begitu dibuka, hemmmmmm aroma herbal rempah-rempahnya, begitu terasa! Kuat banget! PAK Suami sih suka sama aroma nya, gue pribadi kurang begitu suka. Semacam wangi jamu-jamu rempah gimana gitu. TAPI, TAU GAK SIH LO? Dalam 3 hari berturut-turut gue pijitin benjolan Ayah dengan minyak kutus-kutus, itu benjolan ayah kempes dong, hampir hilang malah. Wah ajaib! Si ayah juga ngerasa enakan, katanya beda.
Nama Kutus Kutus diambil dari bahasa Bali, ‘Kutus’ yang artinya Delapan. Jadi, Kutus Kutus artinya ‘Delapan Delapan’. Angka delapan yang berbentuk bulat-bulat tanpa terputus menandakan bahwa angka ini mengandung kesempurnaan, karena tidak ada garis pemutusnya. Karenanya, minyak Kutus Kutus juga diharapkan menjadi obat yang sempurna, karena tidak ada pemutusnya. Dari umur ditemukannya Kutus Kutus, memang minyak ini merupakan terobosan baru untuk pengobatan herbal yang dapat mengobati berbagai penyakit, bahkan diakui oleh penemunya sanggup mengobati lebih dari 63 jenis penyakit. Campuran 49 tanaman obat yang diracik secara tradisional ini juga telah memberikan testimoni banyak orang mengenai manfaat dan khasiat dari minyak ini. Minyak Kutus Kutus sering digunakan sebagai pelengkap pengobatan medis untuk memperbaiki jalur energi tubuh sehingga penyembuhan jauh lebih cepat. sumber
Cara Pemakaian : Minyak Kutus Kutus tergolong sangat mudah, yang jelas minyak ini bukan untuk diminum. 

1. Balur pada telapak kaki kiri dan kanan beserta jari-jarinya
2. Balur pada tengkuk dan sepanjang tulang punggung sampai tulang ekor.
3. Balur pada bagian tubuh yang dirasa kurang nyaman atau sakit.

Nah, pada poin 1 dan 2 adalah balur yang wajib dilakukan pada keluhan penyakit apapun yang ingin disembuhkan. Namun untuk poin 3 akan berbeda beda tergantung pada penyakit yang ingin disembuhkan.
 
 
 
Ukuran 100 ml Harga nya Rp 230,000 Tapi karena gue belanja banyak -bareng perlengkapan kakak lainnya, gue dapet diskon cuy, jadi Rp 200,000 aja! OHIYAA, Minyak Kutus-Kutus ini HALAL lho! Jadi buat buk-ibuk cus, gak usah ragu lagi menggunakan minyak ini untuk si bayi ya, gak cuma bayi aja deh. Buat Ibu - Bapake juga bisa kok 😎