Gue bukan
cicitnya Soekarno, Gue juga bukan cucunya, Apalagi anaknya. Bukan. Tapi,
tulisan ini gue dedikasikan untuk para fans garis keras Soekarno dan Rakyat Indonesia dimanapun kalian berada, yelah strid sok iye lu, hihihi.
Sebelumnya gue minta maaf kalau kesotoyoan gue ini terdapat banyak
kesalahan dimana-mana "Mohon Maaf yang sebesar-besarnya", kebetulan juga hari ini bertepatan dengan hari pertama kita puasa, sekalian lah "Mohon Maaf Lahir dan Batin, kalau selama
ini banyak kata-kata gue yang melukai perasaan kalian, sungguh saya
manusia tempat nya salah dan Kebenaran hanya milik Allah SWT semata."
Tsaelaah sadees gak tuh. Teruus kok, tumben strid nulis Bung Karno? Why? Karena, BESOK adalah hari ulang tahun beliau dan Gue sangat kagum sama sosok beliau. Gue mengaggumi beliau dari SD. Jadi setiap Pelajaran Sejarah, gue selalu dengerin dengan seksama guru gue pas lagi ngejelasin.
Tsaelaah sadees gak tuh. Teruus kok, tumben strid nulis Bung Karno? Why? Karena, BESOK adalah hari ulang tahun beliau dan Gue sangat kagum sama sosok beliau. Gue mengaggumi beliau dari SD. Jadi setiap Pelajaran Sejarah, gue selalu dengerin dengan seksama guru gue pas lagi ngejelasin.
Sumber
foto google
Dan, Entah kenapa rasanya gue pengen banget ketemu mereka dan mau
bilang “Terima Kasih ya Pak, Terima Kasih ya Bu, karena Kalian Indonesia bisa seperti sekarang ini”,
Kebayang gak kalau Indonesia sekarang masih dijajah sama yang
namanya Belanda, Jepang, Portugis? Lo gak bisa bebas ngelakuin apapun
yang lo
suka, boro-boro berekspresi, Ga mungkin bisa kita Main Facebook- Twitter- Instagram sambil selfie, yang
ada lo cuma bisa kerja rodi, tanam paksa dan jadi budak SE*
ohmaygit, Rasa syukur gue begitu besar terhadap mereka para pahlawan-pahlawan kita terdahulu.
Kemarin di bulan Mei, Gue yang lagi bantuin Ibu bikin iwak peyek, tiba-tiba ikut nimbrung sama Bokap
yang sedang asik nonton Pak Jokowi Dodo lagi pidato di tipi, sembari
memperingati Hari Lahir Pancasila di Bandung. Sumpah! Gue merinding
disko, denger Pak Jokowi pidato dan denger peran penting Soekarno waktu
bacain Pancasila. Rasa kagum gue muncul lagi menggebu-gebu. Dulu gue
pernah nulis tentang Soekarno, tapi kali ini gue serius pengen nulis
lagi tentang beliau.
Ade gue yang lagi libur sekolah nyeletuk tiba-tiba ke Ibu "Itu negara lain gak punya pancasila kasihan ya bu", dan Ibu bilang sambil ngegoreng iwak peyek, "Makanya kamu bersyukur Indonesia punya Pancasila", gue yang mengamati percakapan mereka sesekali memejamkan mata dan bersyukur "Ya Allah, terima kasih ya Allah", mungkin lo akan bilang gue lebay, tapi yang ini serius tau.
Gue juga terkagum-kagum sama Pak Ridwan Kamil, Ibu Risma, Pak Antasari, Almr.Munir, Pak Ahok dan tentunya Pak Jokowi. Ya, itu pendapat gue sih. Meskipun berbeda-beda
pendapat kita, mau apapun ras lo, suku lo, please jangan merusak dan mengabaikan makna dari "Bhinneka Tunggal Ika" yang jadi semboyan INDONESIA.
Gue
paling gak suka kalau ada yang bilang "Gue Islam", "Gue Kristen", "Gue
Budha", "Gue Hindu", "Gue Protestan, Gue Khatolik", "Gue Konghucu", yang
mengotak-ngotakan dan hanya ngebela orang yang sesuku, orang yang
seagama aja, atau orang yang sekampung halaman aja. Yakin deh, kalau kalian masih rasis begini INDONESIA gak akan bisa maju.
Yah apapun agama kalian, dari mana kalian berasal kita tetap satu "INDONESIA",
Kita lahir dan besar di Indonesia, kita pakai tanahnya, kita minum
airnya, kita cuci baju - buang limbah airnya, kita beribadah, kita
mengenyam pendidikan, kita cari makan di satu tempat yang sama, yaitu Indonesia.
Sumber foto google
Sumber
foto google
Sumber foto google
Kenapa masih ada aja yang haus Jabatan dan kekuasaan, demi
memperkaya diri sendiri dan gak perduli sama orang lain dengan cara kotor, suap
sana - suap sini, todong sana-todong sini dan menghalalkan segala cara?
Kenapa masih ada aja yang curi duit rakyat dan
menggelapkan pajak?
Kenapa masih ada aja yang mengatasnamakan Agama
untuk Kepentingan
pribadi atau golongan, namun seringkali disalah gunakan?
Kenapa masih ada aja yang bilang mau ngebela
rakyat kecil nyatanya itu cuma omong kosong dan janji-janji sebelum mereka
menjabat?
Kenapa masih ada aja orang yang hidupnya rasis?
Kenapa masih ada aja orang-orang yang gak cinta
sama Indonesia dan gak menginginkan perdamaian di Indonesia?
Kenapa
kita gak bisa hidup berdampingan, mengenyampingkan kepentingan pribadi
hanya untuk mendapatkan kepuasan tersendiri. Bukannya bersama-sama saling gotong royong seperti yang diajarkan guru kita saat pelajaran PPKN, mensejahterakan RAKYAT
INDONESIA hingga menjadi Negara yang tentram, damai dan menjadi Indonesia yang Lebih Hebat?
Mungkin masih banyak yang lupa dengan kata-kata Soekarno tentang isinya kuranglebih seperti ini "Jangan sampai ada perang saudara diantara kita, karena perang saudara sangat diinginkan oleh mereka, pihak asing agar mudah memecahbelah kita bangsa Indonesia". Gue yakin, para pahlawan bakalan sedih ngeliat mereka para penjahat yang bisanya menggencet rakyat kecil. Para pencuri uang rakyat untuk kepentingan perut dan hidup bermewah-mewah sendiri? Mereka pasti sedih!
Mungkin masih banyak yang lupa dengan kata-kata Soekarno tentang isinya kuranglebih seperti ini "Jangan sampai ada perang saudara diantara kita, karena perang saudara sangat diinginkan oleh mereka, pihak asing agar mudah memecahbelah kita bangsa Indonesia". Gue yakin, para pahlawan bakalan sedih ngeliat mereka para penjahat yang bisanya menggencet rakyat kecil. Para pencuri uang rakyat untuk kepentingan perut dan hidup bermewah-mewah sendiri? Mereka pasti sedih!
Sumber
foto google
Aduh, lose control, udah keluar jalur kayanya gue, hahaha, gue
agak gemas dan geram aja akhir-akhir ini sama dunia politik Indonesia.
Meskipun gue gak ngerti apa-apa tentang dunia mereka, tapi setidaknya
gue cukup ikutin perkembangan mereka dari tv lho. Gue mungkin cuma
secuil upil untuk mereka tapi gue agak gemas kalau mereka ngelakuin
sesuatu yang jahat sama rakyat INDONESIA. Ya kan Bung?
Meskipun
"KATANYA" istri beliau ada banyak dan dimana-mana dan ada aja
pemberitaan yang bilang kalau Bung Karno itu "suka main perempuan", gue
sih ya bodo amat lah ya. Itu urusan pribadi mereka. Ya, walaupun gue
paling GAK SUKA sama cowok yang suka mainin perasaan perempuan, apalagi
poligami, dan sejenisnya. Gue menolak keras. Bukan nya gue ga mau ikutin
ajaran rosul yang bilang wanita harus mau di poligami dan jadi istri
solehah yang mau berbagi, tapi sorry to say, gue belum sampai
pada tahap itu. Menurut gue cinta itu gak bisa di bagi, cinta itu gak
ada yang adil dan gue EMANG orang yang egois. Gue mau pasangan gue
seutuhnya buat gue, pasangan gue, Gak boleh berpaling! strid jangan curhat
Gue akan sedikit menguraikan siapa-siapa aja wanita yang pernah dinikahi oleh Bung Karno, sedikit aja kok.
“Siti Utari
Tjokroaminoto, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Kartini Manoppo, Naoko
Nemoto yang kemudian berganti nama menjadi Ratna Sari Dewi, Haryati, Yurike
Sanger, dan Heldy Djafar, demikian nama kesembilan bunga hati Sukarno.” Sumber
Siti Oetari Tjokroaminoto
adalah putri sulung Hadji Oemar Said Tjokroaminoto,
pemimpin Sarekat Islam sekaligus merupakan istri dari Presiden
Indonesia pertama Soekarno. Soekarno menikahi Oetari diusianya saat
belum genap 20
tahun. Siti Oetari sendiri waktu itu berumur 16 tahun. Soekarno menikahi
Oetari
pada tahun 1921 di Surabaya. Sewaktu itu Soekarno menumpang di rumah HOS
Tjokroaminoto ketika sedang menempuh pendidikan di sekolah lanjutan
atas.
Beberapa saat sesudah menikah, Bung Karno meninggalkan Surabaya, pindah
ke Bandunguntuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di THS
(sekarang ITB). Soekarno kemudian
menceraikan Oetari secara baik-baik.
Sumber
foto google
Inggit
Garnasih (lahir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran,
Kabupaten Bandung,
Jawa
Barat, 17 Februari 1888 – meninggal di Bandung, Jawa Barat,
13 April 1984 pada umur 96
tahun. adalah istri kedua Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Mereka menikah pada 24 Maret 1923 di rumah orang
tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung. Pernikahan mereka dikukuhkan dengan Soerat
Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa
Sunda. Sekalipun bercerai tahun 1942, Inggit tetap menyimpan perasaan terhadap Soekarno,
termasuk melayat saat Soekarno meninggal.
Sumber
foto google
Fatmawati
yang bernama asli Fatimah (lahir di Bengkulu, 5 Februari
1923 – meninggal
di Kuala
Lumpur, Malaysia,
14 Mei 1980 pada umur 57
tahun). adalah istri dari Presiden Indonesia pertama Soekarno. Ia
menjadi Ibu Negara Indonesia pertama dari
tahun 1945 hingga
tahun 1967 dan
merupakan istri ke-3 dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Ia
juga dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan
pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di
Jakarta pada
tanggal 17
Agustus 1945.
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Apa cuma perasaan gue doang, Bung Karno dari jaman ke jaman mukanya selalu berbeda-beda? Mulai dari hidung, bibir dan telinga? Embuh lah, kalau ada yang tau perbedaan nya coba comment gaes. Dan setau gue, kulit mungkin akan menua, tapi ciri fisik gak akan berubah yekan? Ibu Fatmawati aja gak ada perbedaan lho, masih tetap sama cantiknya dari jaman ke jaman.
HARTINI - Tahun
1952 di Salatiga,
Hartini berkenalan dengan Soekarno yang rupanya langsung jatuh cinta pada
pandangan pertama. Saat itu Soekarno, dalam perjalanan menuju Yogyakarta
untuk meresmikan Masjid Syuhada. Setahun kemudian, Hartini dan
Soekarno bertemu saat peresmian teater terbuka Ramayana di Candi
Prambanan. Melalui seorang teman, Soekarno mengirimkan sepucuk surat kepada
Hartini dengan nama samaran Srihana.
Dua hari setelah Guruh Soekarno Putra lahir, tanggal 15 Januari 1953, Soekarno meminta izin Fatmawati untuk menikahi Hartini. Fatmawati mengizinkan, namun kemudian menyebabkannya menuai protes dari berbagai organisasi wanita yang dimotori Perwari yang anti poligami. Soekarno dan Hartini akhirnya menikah di Istana Cipanas, 7 Juli 1953.
Dua hari setelah Guruh Soekarno Putra lahir, tanggal 15 Januari 1953, Soekarno meminta izin Fatmawati untuk menikahi Hartini. Fatmawati mengizinkan, namun kemudian menyebabkannya menuai protes dari berbagai organisasi wanita yang dimotori Perwari yang anti poligami. Soekarno dan Hartini akhirnya menikah di Istana Cipanas, 7 Juli 1953.
Tahun 1964 Hartini
pindah ke salah satu paviliun di Istana
Bogor. Pada
masa tahun 1950-an, saat nasionalisme dan revolusi sangat kuat mewarnai citra
diri Soekarno, membuat peran Hartini di Istana Bogor sangat besar dan ia
menjadi satu-satunya istri yang paling lama bisa bertemu dengan Soekarno. Hartini telah mengisi paruh kehidupan Soekarno. Dia lambang
perempuan Jawa yang
setia, nrimo, dan penuh bekti terhadap guru laki. Hartini meninggal di Jakarta
12 Maret 2002 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak.
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Soekarno
dan Hartini di Istana Bogor, 1965
Kan,
lagi-lagi wajah Bung Karno Berbeda. Apa cuma perasaan gue aja sih ini? Mohon
Maaf bung, hidung bung disini berbeda sepertinya.
Kartini Manoppo (1939-1990) adalah istri Soekarno, presiden
pertama Republik Indonesia. Kartini merupakan wanita
asal Bolaang Mongondow, Sulawesi. Dia
terlahir dari keluarga terhormat. Kartini Manoppo pernah bekerja sebagai pramugari Garuda
Indonesia. Soekarno dan Kartini Manoppo bertemu saat melihat lukisan karya Basuki
Abdullah. Sejak saat itu, Kartini Manoppo tak pernah absen tiap kali
Soekarno pergi ke luar negeri. Soekarno dan Kartini Manoppo kemudian menikah
pada tahun 1959.
Keduanya dikarunia anak bernama Totok Suryawan Sukarno
pada tahun 1967.
Sumber
foto google
Ratna
Sari Dewi Soekarno (lahir dengan nama Naoko Nemoto (根本七保子 Nemoto
Naoko) di
Tokyo, 6 Februari
1940; umur 76
tahun) adalah istri Soekarno yang merupakan Presiden Indonesia pertama. Dewi menikah dengan
Soekarno pada tahun 1962
ketika berumur 19 tahun dan mempunyai anak yaitu Kartika Sari Dewi Soekarno. Dewi
berkenalan dengan Soekarno lewat seorang relasi ketika Bung Karno berada di
Hotel Imperial, Tokyo. Menjelang redupnya kekuasaan Soekarno, Dewi meninggalkan
Indonesia.
Setelah lebih sepuluh tahun bermukim di Paris, sejak 1983 Dewi kembali ke Jakarta. Pada
2008, ia kembali ke Jepang dan menetap di Shibuya, Tokyo,
Sumber
foto google
Haryati
adalah istri keenam Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Sebelum menikah dengan
Soekarno, Haryati adalah mantan penari istana sekaligus Staf Sekretaris Negara
Bidang Kesenian. Soekarno dan Haryati akhirnya menikah pada tanggal 21 Mei 1963. Namun pada tahun
1966, Haryati
diceraikan tanpa anak. Soekarno beralasan sudah tidak cocok. Saat itu, Soekarno
juga sedang dekat dengan Ratna Sari Dewi Soekarno.
"Kami
menikah di Jakarta bulan Mei 1963 dan Bapak berpendapat, sangat bijaksana kalau
pernikahan ini tidak usah diumumkan kepada masyarakat luas. Kami berdua saling
mencintai, tetapi menghadapi berbagai kesulitan. Selain itu, Bapak sudah
mempunyai tiga istri dan usianya sekarang 63 tahun, sedangkan saya baru 23
tahun," ujar Haryati.
Sumber foto google
Sumber
foto google
Yurike Sanger adalah
istri Soekarno,
presiden
pertama Republik Indonesia. Pertama kali Presiden
Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Kala itu Yurike
masih yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka
Tunggal Ika pada acara Kenegaraan. Pada 6 Agustus 1964, Soekarno dan
Yurike Sanger menikah secara Islam di rumah Yurike dengan berjalan singkat. Pertemuan itu
rupanya langsung menarik perhatian Sang Putera Fajar. Perhatian ekstra
diberikan sang presiden kepada gadis bau kencur itu, mulai dari diajak bicara,
duduk berdampingan sampai diantar pulang ke rumah. Rupanya, benih-benih cinta
sudah mulai di antara keduanya.
Singkat waktu, Bung Karno menyatakan perasaannya
dan menyampaikan ingin menikah dengan sang pujaan hati. Seutai kalung pun diberikan
ke Yurike. Akhirnya, Bung Karno menemui orangtua Yurike. Pada 6 Agustus 1964,
dua anak manusia yang tengah dimabuk cinta itu menikah secara islam di rumah
Yurike. Kondisi Soekarno pada 1967 yang secara de facto
dimakzulkan sebagai presiden, berdampak pada kehidupan pribadi. Soekarno yang
menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso menyarankan agar Yurike meminta cerai.
Sumber
foto google
Heldy
Djafar (lahir di Tenggarong,
Kutai Kartanegara, Provinsi
Borneo, Indonesia,
11 Juni 1947; umur 68 tahun)
adalah istri kesembilan Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Heldy Djafar lahir dari
pasangan H Djafar dan Hj Hamiah. Ia bungsu dari sembilan bersaudara. Ia menikah
dengan Soekarno pada tahun 1966. Kala itu Soekarno berusia 65 tahun sementara Hedly Fadjar
berusia 18 tahun. Saksinya Ketua DPA Idham
Chalid dan Menteri Agama Saifuddin
Zuhri. Pernikahan keduanya hanya bertahan dua tahun. Kala itu situasi
politik sudah semakin tidak menentu. Komunikasi tak berjalan lancar setelah
Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto. Heldy sempat
mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin
dipisahkan oleh maut.
Akhirnya,
pada tanggal 19
Juni 1968,
Heldy yang berusia 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor,
keturunan dari Kerajaan Banjar. Kala itu Heldy yang sedang hamil
tua mendapat kabar Soekarno wafat. Soekarno tutup usia pada tanggal 21 Juni 1970, dalam usia 69
tahun.
Sumber
foto google
Lanjutss,
Terlepas dari siapa-siapa saja istri beliau, kenapa istrinya banyak? itu urusan pribadi masing-masing orang. Gue juga gak mau ikut tjampur yang jelas. Rasa
kagum gue kepada beliau gak berkurang sedikitpun. Dan, tau gak sih lo?
Gak cuma gue aja yang kagum sama sosok Bung Karno, bahkan di
luar negri pun beliau sudah terkenal dan merupakan salah satu sosok yang
berpengaruh dan dikagumi lho. Misalnya aja, diluar negeri banyak lho
yang
mengabadikan nama beliau lewat sebuah "Nama Jalan".
Ahmed Soekarno - Mesir
Pribadi Soekarno
begitu membekas di hati Presiden Mesir kala itu Gamal Abdul Naseer. Puncaknya
ketika Konferensi Asia Afrika, keduanya semakin dekat. Berkat aktifnya Soekarno
dalam lembaga perdamaian ini, nama Soekarno
pun dibubuhkan untuk jalan di Mesir. Letaknya bersebelahan dengan Jalan Sudan,
Daerah Kit-Kat Agouza Geiza. Uniknya, nama jalan ini menjadi Ahmed Soekarno.
Tujuannya tak lain, untuk membuktikan bahwa Presiden pertama Indonesia ini
beragama Islam.
Rue Sukarno - Maroko
Berkat
peran aktifnya di Konferensi Asia Afrika, lagi - lagi Soekarno mendapatkan penghargaan dari tanah Afrika. Selain Mesir, Maroko juga menjadi
negara yang mengabadikan nama Soekarno
menjadi jalan di Rabat, Maroko. Bahkan jalan ini langsung diresmikan sendiri
oleh Soekarno
bersama dengan Raja Muhammad V pada 2 Mei 1960. Semula jalan ini bernama Sharia
Al-Rais Ahmed Soekarno
namun sekarang dikenal dengan Rue Sukarno.
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Hubungan
Pakistan dan Indonesia amat dekat saat Orde Lama. Saat itu Soekarno berjasa
pada Pakistan dengan mengirimkan TNI untuk membantu pengamanan Pakistan saat
berperang melawan India.? Sebaliknya, pada saat konfrontasi militer
Indonesia-Belanda, dikomandoi Quaid Azzam Ali Jinnah, tentara Pakistan mampu
menahan pesawat Belanda yang saat itu singgah di Pakistan. Berkat
peristiwa-peristiwa tersebut,Pakistan pun mengabadikan nama Soekarno di dua tempat
penting di Pakistan yakni Soekarno Square
Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, di
Lahore.
Sumber
foto google
Bung Karno mengunjungi Havana, Kuba, pada tanggal 9 hingga 14 Mei 1960. Ia menjadi kepala negara pemerintahan asing pertama yang mengunjungi Kuba setelah Revolusi 1959. Di bandara udara, Bung Karno yang dianggap ikut menginspirasi revolusi Kuba disambut oleh tokoh-tokoh penting Kuba selain Presiden Osvaldo Dorticos, Perdana Menteri Fidel Castro Ruz, dan Gubernur Bank Nasional Che Guevara juga Menteri Luar Negeri Dr. Raul Roa Garcia.
Sumber foto google
Sejarah Hidup Presiden Soekarno
(Bung Karno)
Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya.
Masjid Biru di St. Petersburg
Umat
muslim di Rusia memang patut berterima kasih pada Soekarno. Berkat
pembicaraan Soekarno dengan
Presiden Nikita Kruschev, gudang senjata di St Petersburg kembali ke fungsi
awalnya yakni masjid. Hal ini tentukah bukan kebetulan, Soekarno yang kala
itu mengunjungi St. Petersburg melihat masjid biru di St. Petersburg telah
berubah fungsi menjadi gudang senjata. Prihatin, Soekarno pun
lantas membicarakan masalah ini ditengah pembicaraan bilateral dengan Rusia. Tak
disangka kabar gembira pun menghampiri Soekarno, meski
saat itu berstatus sebagai negara komunis nyatanya Rusia pun memperhatikan
saran Soekarno dan
mengembalikan fungsi tempat ini menjadi masjid.
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Sumber
foto google
Perangko Soekarno – Kuba
Tahun
2008 lalu, pemerintah Kuba menerbitkan perangko seri Bung Karno dengan Fidel
Castro dan salah seorang pemimpin gerilya Kuba kelahiran Argentina, Che
Guevara. Perangko bernilai historis dan patriotik itu, diterbitkan untuk
mengenang hubungan diplomatik kedua negara, sekaligus berkenaan dengan perayaan
HUT ke-80 Fidel Castro.
Bung Karno mengunjungi Havana, Kuba, pada tanggal 9 hingga 14 Mei 1960. Ia menjadi kepala negara pemerintahan asing pertama yang mengunjungi Kuba setelah Revolusi 1959. Di bandara udara, Bung Karno yang dianggap ikut menginspirasi revolusi Kuba disambut oleh tokoh-tokoh penting Kuba selain Presiden Osvaldo Dorticos, Perdana Menteri Fidel Castro Ruz, dan Gubernur Bank Nasional Che Guevara juga Menteri Luar Negeri Dr. Raul Roa Garcia.
Sumber foto google
Sumber foto google
Kannn,
diluar negri aja Bung Karno udah terkenal banget. Mereka bahkan
mengabadikan Nama Bung Karno di beberapa bagian jalan dan sebuah
perangko. Masa kita yang udah di perjuangin sama beliau gak menghargai
jasa-jasa beliau?
"Presiden Soekarno adalah korban peristiwa
G30S/PKI karena akibat dari peristiwa tersebut kekuasaan Presiden Soekarno
dicabut melalui TAP MPRS XXXIII Tahun 1967 tertanggal 12 Maret 1967 dengan
tuduhan bahwa Presiden Soekarno telah mendukung G30S/PKI.
Dalam Pasal 6 TAP MPRS tersebut, Pejabat Presiden Jenderal Soeharto diserahkan tanggung jawab untuk melakukan proses hukum secara adil untuk membuktikan kebenaran dugaan pengkhianatan Presiden Soekarno tersebut, namun hal tersebut tidak pernah dilaksanakan sampai Presiden Soekarno wafat tanggal 21 Juni 1970.
Melalui TAP MPR No I Tahun 2003 tentang Peninjauan Kembali Materi dan Status Hukum TAP MPRS/MPR sejak Tahun 1960-2002, TAP MPRS No XXXIII Tahun 1967 dinyatakan telah tidak berlaku lagi.
Dalam Pasal 6 TAP MPRS tersebut, Pejabat Presiden Jenderal Soeharto diserahkan tanggung jawab untuk melakukan proses hukum secara adil untuk membuktikan kebenaran dugaan pengkhianatan Presiden Soekarno tersebut, namun hal tersebut tidak pernah dilaksanakan sampai Presiden Soekarno wafat tanggal 21 Juni 1970.
Melalui TAP MPR No I Tahun 2003 tentang Peninjauan Kembali Materi dan Status Hukum TAP MPRS/MPR sejak Tahun 1960-2002, TAP MPRS No XXXIII Tahun 1967 dinyatakan telah tidak berlaku lagi.
Presiden
SBY pada tanggal 7 November 2012 telah memberikan anugerah sebagai Pahlawan
Nasional kepada Bung Karno. Menurut UU No 20 tahun 2009 tentang Gelar dan Tanda
Jasa, syarat pemberian status gelar Pahlawan Nasional tersebut dapat diberikan
kepada tokoh bangsa apabila semasa hidupnya tidak pernah melakukaan
pengkhianatan terhadap bangsa dan negara.
Gue
mau sedikit kasih tanggapan sebagai orang awam, sekaligus orang yang gak tau asalmula ‘perkara’ ataupun keadaannya pada jaman itu. Anggaplah gue cuma tau
kulit luarnya aja dan anggaplah gue sebagai remahan rempeyek yang awam soal ini. Tapi
dari yang gue amati sampai saat ini tentang "tuduhan bahwa Presiden Soekarno telah mendukung G30S/PKI. Dalam Pasal 6 TAP
MPRS" Sampai sekarang gak pernah di usut. Pak Soeharto sama sekali
gak menyelesaikan tanggung jawab yang sudah diamanatkan untuk
menyelesaikan perkara ini dan dibiarkan menggantung tanpa kepastian dan
kejelasan. Lalu, tidak ada penyelesaian.
Anggaplah kasus ini ditutup dan "Presiden
SBY pada tanggal 7 November 2012 telah memberikan anugerah sebagai Pahlawan
Nasional kepada Bung Karno."
Tapi lagi-lagi kasus ini tidak diluruskan atau setidaknya ada klarifikasi tentang tuduhan tersebut. Saya yakin Bung Karno tidak terbukti salah atas tuduhan yang berbau politik tersebut.
Demi sebuah kekuasaan dan jabatan orang jadi rakus dan menghalalkan segala cara sampai sang putra fajar yang juga seorang proklamator bangsa dan telah memperjuangkan Kemerdekaan INDONESIA digulingkan dengan kelicikan, tidak berprikemanusiaan serta ketidakadilan dan banyak pertumpahan darah atas tindakan keji tersebut.
Saya disini ingin nama baik beliau dibersihkan dari tuduhan tersebut. Berlebihan kah? Saya rasa tidak! Semoga Tuhan mengampuni dosa orang-orang yang mengzalimi Sang Proklamator. Aamiin. Sejarah dan kebenaran harus di tegakkan, jangan sampai anak-cucu-cicit kita belajar dari sesuatu yang salah. Dan terus menerus belajar sampai akhir, bukan pada sebuah kebenaran.
Tapi lagi-lagi kasus ini tidak diluruskan atau setidaknya ada klarifikasi tentang tuduhan tersebut. Saya yakin Bung Karno tidak terbukti salah atas tuduhan yang berbau politik tersebut.
Demi sebuah kekuasaan dan jabatan orang jadi rakus dan menghalalkan segala cara sampai sang putra fajar yang juga seorang proklamator bangsa dan telah memperjuangkan Kemerdekaan INDONESIA digulingkan dengan kelicikan, tidak berprikemanusiaan serta ketidakadilan dan banyak pertumpahan darah atas tindakan keji tersebut.
Saya disini ingin nama baik beliau dibersihkan dari tuduhan tersebut. Berlebihan kah? Saya rasa tidak! Semoga Tuhan mengampuni dosa orang-orang yang mengzalimi Sang Proklamator. Aamiin. Sejarah dan kebenaran harus di tegakkan, jangan sampai anak-cucu-cicit kita belajar dari sesuatu yang salah. Dan terus menerus belajar sampai akhir, bukan pada sebuah kebenaran.
(Bung Karno)
Soekarno Kecil
Ketika
dilahirkan di Blitar pada tanggal 6 juni 1901, Soekarno diberikan nama Koesno
Sosrodihardjo oleh orangtuanya. Namun karena ia sering sakit maka ketika
berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut
diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna.
Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf
"a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su"
memiliki arti "baik".
Sumber foto google
Raden Soekemi
Sosrodihardjo & Ida Ayu Nyoman Rai - Sumber google
Soekarno
dilahirkan dengan seorang ayah yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo
dan ibunya yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden
Soekemi yang merupakan seorang guru ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di
Singaraja, Bali. Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan
beragama Hindu sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam. Mereka telah
memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir. Ketika
kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung
Agung, Jawa Timur.
Sekolah Soekarno
Ia
bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke Mojokerto,
mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya
memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja.
Kemudian pada Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School
(ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS).
Pada tahun 1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil
melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur.
Soekarno sewaktu menjadi siswa
HBS Soerabaja - foto google
HBS (Hogere Burger School) Sumber foto google
Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya.
Raden Hadji
Oemar Said Tjokroaminoto (1882-1934) - foto google
Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin
Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin,
Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Soekarno kemudian aktif dalam
kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang dibentuk sebagai
organisasi dari Budi Utomo.
Jong
Java (Pemuda Jawa) - foto google
Soekarno Muda - foto google
Ajaran Marhaenisme
PNI - Sumber foto google
PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja.
Belanda memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Saat dipenjara, Soekarno mengandalkan hidupnya dari sang istri. Seluruh kebutuhan hidup dipasok oleh Inggit yang dibantu oleh kakak kandung Soekarno, Sukarmini atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Wardoyo. Saat dipindahkan ke penjara Sukamiskin, pengawasan terhadap Soekarno semakin keras dan ketat.
PARTINDO (Partai lndonesia)
Gaya menulis Soekarno sangat menarik. Ada yang menyebutnya sebagai penulis pamflet. Setiap tulisannya berisi sumber masalah, pemecahan masalah, serta bagaimana hal itu diselesaikan. Soekarno juga terang-terangkan menunjukkan keberpihakan politik, yakni pemihakan terhadap kaum marhaen dan kaum yang tertindas. Hampir semua tulisan Soekarno menghajar imperialisme, kolonialisme dan kapitalisme, sebagai sumber masalah di dalam masyarakat. sumber
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Panitia
yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Badan ini dibentuk
pada tanggal 7 Agustus 1945, dan diketuai oleh Ir. Soekarno. PPKI (Dokuritsu
Junbi linkai atau Komite Persiapan Kemerdekaan) merupakan pengganti dari
BPUPKI yang telah dibubarkan Jepang karena dianggap terlalu cepat ingin
melaksanakan proklamasi kemerdekaan. Badan ini merupakan badan yang dibentuk
sebelum pembentukan MPR.
Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945, Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Peristiwa Rengasdengklok
Sumber google
Rengasdengklok - Sumber google
Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro dan Sayuti Melik. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Dan Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan oleh seorang prajurit PETA yaituLatief Hendraningrat dibantu oleh Soehoed dan seorang pemudi membawa nampan berisi bendera Merah Putih. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Sumber
google
Sumber google
Sumber
google
Sorry to say, gue harus bilang wajah Bung Karno berbeda-beda disetiap fotonya padahal orang disampingnya masih sama dan ga berubah sama sekali. Maaf hidung nya terlihat berbeda. lagi-lagi gue mengatakan hal ini. Huuftt. Pendapat gue sih gitu, gak tau yang lain.
KOMISI Church mendapatkan sejumlah petunjuk bahwa CIA pernah berencana membunuh Presiden Soekarno. Rencana tersebut terungkap dari kesaksian Richard Bissel, mantan wakil direktur bidang perencanaan CIA, kepada Komisi Church.
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Presiden
Sukarno bersama Perdana Menteri Perancis, Pompidou (Foto: 1965) - Sumber
google
Disebutkan tembaga di gunung ini tak perlu susah-susah digali. Ibarat kata tinggal meraup, karena tembaga berada di atas tanah.
Wilson tertarik dan mulai mengadakan survei ke Papua. Dia setengah gila kegirangan karena menemukan gunung itu tak hanya berisi tembaga tapi emas. ya emas yang menggunung di tanah Papua! Tahun 1960, suasana di Papua tegang.
Soekarno berusaha merebut Papua dari Belanda lewat operasi militer yang diberi nama Trikora. Freeport yang mau menjalin kerjasama dengan Belanda lewat East Borneo Company pun belingsatan jika Papua jatuh ke Indonesia .Mereka jelas tak mau kehilangan gunung emas itu.
Tapi sebelum semua itu terlaksana, sebutir peluru menghentikan langkah Kennedy.Ya, JF. Kenedy harus meregang nyawa setelah sebutir peluru bersarang di tubuhnya. Dan penembaknya pun sampai saat ini masih belum diketahui, masih menjadi misteri.
Tragedi September 1965 menghancurkan Soekarno. Dia yang keras menolak modal asing, digantikan Soeharto.
Setelah dilantik, Soeharto segera meneken pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing pada 1967. Freepot menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.
Sedangkan kontrak freeport akan berakhir pada tahun 2021 dan pemerintah tentu saja tidak akan memutuskan kerja sama sepihak karena akan mengganggu secara ekonomi ( iklim investasi asing ) dan juga politik yang akan melemahkan posisi Indonesia di kawasan Asia Pasifik.
Mungkin tambang emas tersebut dikelola oleh pemerintah sendiri (BUMN) dan hasilnya bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat Papua khususnya dan Indonesia secara keseluruhan. Sumber
Di hari kedua saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang perwira suruhan Orde Baru. “Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat ini”.
Setelah dijebloskan dalam tahanan rumah di Wisma Yaso, akhirnya Bung Karno menhebuskan nafas terakhir di RSPAD, pagi dini hari tgl 21 Juni 1970. RRI menyiarkan berita sekitar pukul 7 pagi tentang kematiannya. Buruknya penanganan terhadap penyakit Bung Karno juga mempercepat kematiannya.
Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong
Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di
harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.
Soekarno Muda - foto google
Technische Hogeschool - Mahasiswa pribumi TH Bandung tahun 1923. Baris
belakang dari kiri ke kanan: M. Anwari (TH 1922), Soetedjo (TH 1921),
Soetojo (TH 1921), Soekarno (TH 1921), R. Soemani (TH 1922), Soetono/Soetoto(?)
(TH 1922), R. M. Koesoemaningrat (TH 1922), Djokoasmo (TH 1921), Marsito (TH
1922). Duduk di depan: Soetono/Soetoto(?) (TH 1922), M. Hoedioro (TH 1921),
Katamso (TH 1920). sumber
Pada tahun 1920-an, saat usia Soekarno masih belasan tahun, Soekarno sudah berkecimpung
dalam dunia jurnalistik. Soekarno menerbitkan karya tulisannya melalui media
massa Sarekat
Islam, Oetoesan Hindia. pada waktu itu, beliau menggunakan nama pena dari
tokoh wayang yang bernama Bima.
Tamat
H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School
(sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada
tahun 1925. Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25
Mei 1926.
Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI
(Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka.
Ajaran Marhaenisme
Marhaenisme
adalah ideologi
yang menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas
bangsa. Untuk masa sekarang, ideologi ini telah berkembang dan dikenal dengan nama Marhaenisme Kekinian. Ideologi ini
dikembangkan dari pemikiran presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Ajaran ini awalnya bermaksud mengangkat kehidupan rakyat/orang kecil. Orang
kecil yang dimaksud adalah petani dan buruh yang hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya
dan penguasa.
Marhaenisme
diambil dari seorang petani bernama Marhaen yang hidup di Indonesia dan
dijumpai Bung Karno pada tahun 1926-1927. Dalam versi yang berbeda, nama petani
yang dijumpai Bung Karno di daerah Bandung, Jawa Barat itu adalah Aen.
Dalam dialog antara Bung Karno dengan petani tersebut, selanjutnya disebut
dengan panggilan Mang Aen. Petani tersebut mempunyai berbagai faktor produksi
sendiri termasuk lahan pertanian, cangkul dan lain-lain yang ia olah sendiri, namun hasilnya
hanya cukup untuk kebutuhan hidup keluarganya yang sederhana.
Kondisi ini
kemudian memicu berbagai pertanyaan dalam benak Bung Karno, yang akhirnya
melahirkan berbagai dialektika pemikiran sebagai landasan gerak selanjutnya.
Kehidupan, kepribadian yang lugu, bersahaja namun tetap memiliki semangat
berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya inilah, maka nama petani tersebut oleh
Bung Karno diabadikan dalam setiap rakyat Indonesia yang hidupnya tertindas
oleh sistem kehidupan yang berlaku. Sebagai penyesuaian bahasa saja, nama Mang
Aen menjadi Marhaen.
Marhaenisme
pada esensinya adalah sebuah ideologi perjuangan yang terbentuk dari
Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa versi Bung Karno.
Menurut marhaenisme, agar mandiri
secara ekonomi dan terbebas dari eksploitasi pihak lain, tiap orang atau rumah
tangga memerlukan faktor produksi atau modal. Wujudnya dapat berupa tanah atau
mesin/alat. Dalam konteks modern, kendaraan, perangkat teknologi informasi,
alat dapur dan barang elektronik bisa saja diberdayakan dengan tepat guna
sebagai modal atau faktor produksi. Meskipun tidak besar, kepemilikan modal
sendiri ini perlu untuk menjamin kemandirian orang atau rumahtangga itu dalam perekonomian.
Berbeda
dengan kapitalisme,
modal dalam marhaenisme
bukanlah untuk ditimbun atau dilipatgandakan, melainkan diolah untuk mencukupi
kebutuhan hidup dan menghasilkan surplus. Petani menanam untuk mencukupi makan
keluarganya sendiri, barulah menjual surplus atau kelebihannya ke pasar.
Penjahit, pengrajin atau buruh memproduksi barang yang kelak sebagian akan dipakainya
sendiri, walau selebihnya tentu dijual.
Idealnya,
syarat kecukupan-sendiri ini harus dipenuhi lebih dulu sebelum melayani pasar.
Ini artinya ketika buruh,
pengrajin atau petani memproduksi barang yang tak akan dikonsumsinya sendiri,
ia cuma bertindak sebagai faktor produksi bagi pihak lain, yang menjadikannya
rawan untuk didikte oleh pasar atau dieksploitasi.
Secara agregat (keseluruhan) dalam sistem ekonomi marhaenisme, barang yang tidak/belum diperlukan tidak akan diproduksi, sebab setiap orang/rumahtangga tentu memastikan dulu profil dan taraf kebutuhannya sendiri sebelum membuat apapun. Inovasi kelahiran produk baru akan terjadi manakala kebutuhannya sudah kongkret betul.
Secara agregat (keseluruhan) dalam sistem ekonomi marhaenisme, barang yang tidak/belum diperlukan tidak akan diproduksi, sebab setiap orang/rumahtangga tentu memastikan dulu profil dan taraf kebutuhannya sendiri sebelum membuat apapun. Inovasi kelahiran produk baru akan terjadi manakala kebutuhannya sudah kongkret betul.
PNI (Partai Nasional lndonesia)
PNI
didirikan di Bandung pada 4 Juli 1927 oleh kaum terpelajar yang yang dipimpin
oleh Ir. Soekarno. Kaum muda terpelajar itu tergabung dalam Algemene
Studie Club (Bandung) dan kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota
Perhimpunan Indonesia yang telah kembali ke tanah air. Keradikalan PNI sudah
tampak sejak pertama didirikannya. Ini terlihat dari strategi perjuangannya
yang berhaluan nonkooperasi. PNI tidak mau ikut dalam dewan-dewan yang diadakan
oleh pemerintah.
Tujuan
PNI adalah kemerdekaan Indonesia, dan tujuan itu akan dicapai dengan asas
“percaya pada diri sendiri”. Artinya: memperbaiki keadaan politik, ekonomi, sosial,
dan budaya yang sudah dirusak oleh penjajahan, dengan kekuatan sendiri. Semua
itu akan dicapai melalui berbagai usaha.
4
Juli 1927 : Soekarno dan Dr. Tjipto Mangunkusumo Mendirikan PNI di Bandung - google
Kongres PNI - Sumber foto google
Pendiri PNI - Sumber foto google
PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja.
Belanda memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Saat dipenjara, Soekarno mengandalkan hidupnya dari sang istri. Seluruh kebutuhan hidup dipasok oleh Inggit yang dibantu oleh kakak kandung Soekarno, Sukarmini atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Wardoyo. Saat dipindahkan ke penjara Sukamiskin, pengawasan terhadap Soekarno semakin keras dan ketat.
Dia
dikategorikan sebagai tahanan yang berbahaya. Bahkan untuk mengisolasi Soekarno
agar tidak mendapat informasi dari luar, dia digabungkan dengan para tahanan
'elite'. Kelompok tahanan ini sebagian besar terdiri dari orang Belanda yang
terlibat korupsi, penyelewengan, atau penggelapan. Tentu saja, obrolan dengan
mereka tidak nyambung dengan Bung Karno muda yang sedang bersemangat membahas
perjuangan kemerdekaan.
Paling banter yang dibicarakan adalah soal makanan,
cuaca, dan hal-hal yang tidak penting. Beberapa bulan pertama menjadi tahanan
di Sukamiskin, komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya nyaris
putus sama sekali. Tapi sebenarnya, ada berbagai cara dan akal yang dilakukan
Soekarno untuk tetap mendapat informasi dari luar.
Inggit
Garnasih - Bung Karno Sumber foto google
Inggit
Garnasih - Bung Karno Sumber foto google
Hal
itu terjadi saat pihak penjara membolehkan Soekarno menerima kiriman makanan
dan telur dari luar. Telur yang merupakan barang dagangan Inggit itu selalu
diperiksa ketat oleh sipir sebelum diterima Bung Karno. Seperti yang dituturkan
Ibu Wardoyo yang dikutip dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka
Antarkota tahun 1978, telur menjadi alat komunikasi untuk mengabarkan keadaan
di luar penjara. Caranya, bila Inggit mengirim telur asin, artinya di luar ada
kabar buruk yang menimpa rekan-rekan Bung Karno. Namun dia hanya bisa
menduga-duga saja kabar buruk tersebut, karena Inggit tidak bisa menjelaskan
secara detail.
Sumber foto google
Sumber foto google
Seiring berjalannya waktu, Soekarno dan Inggit kemudian
menemukan cara yang lebih canggih untuk mengelabui Belanda. Medianya masih
sama, telur. Namun, telur tersebut telah ditusuk-tusuk dengan jarum halus dan
pesan lebih detail mengenai kabar buruk itu dapat dipahami Bung Karno. Satu
tusukan di telur berarti semua kabar baik, dua tusukan artinya seorang teman
ditangkap, dan tiga tusukan berarti ada penyergapan besar-besaran terhadap para
aktivis pergerakan kemerdekaan.
Selama
menjalani masa hukuman dari Desember 1929 hingga dibebaskan pada tanggal 31
Desember 1931, Soekarno tidak pernah dijenguk oleh kedua orangtuanya yang
berada Blitar. Menurut Ibu Wardoyo, orang tua mereka Raden Soekemi
Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai tidak sanggup melihat anak yang mereka
banggakan itu berada di tempat hina yakni penjara dan dalam posisi yang tidak
berdaya.
Sumber google
Apalagi, saat di Sukamiskin, menurut Ibu Wardoyo, kondisi Soekarno
demikian kurus dan hitam. Namun Bung Karno beralasan, dia sengaja membuat
kulitnya menjadi hitam dengan bekerja dan bergerak di bawah terik matahari
untuk memanaskan tulang-tulangnya. Sebab di dalam sel tidak ada sinar matahari,
lembab, gelap, dan dingin. Delapan bulan kemudian baru disidangkan.
Dalam
pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan
Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya
itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan.
PARTINDO dan pembubaran PNI - Sumber google
PARTINDO (Partai lndonesia)
Partindo
merupakan organisasi kelanjutan dari PNI yang didirikan oleh Sartono yang pada
saat itu menjabat sebagai ketua PNI-lama menggantikan Soekarno yang di tangkap
pemerintah belanda tahun 1929. organisasi ini berdiri pada 30 april 1931 dengan
harapan PNI akan bergabung dengan dengan partindo.
Tujuan dari partindo adalah
untuk mencapai satu Negara kesatuan Republik Indonesia Merdeka dan kemerdekaan
akan tercapai apabila seluruh rakyat Indonesia bersatu padu. Konsep
sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi yang diusung Ir.Soekarno diterima
sebagai cita-cita dari partai ini. Karakteristik perjuangan partai ini adalah
non kooperatif.
Pada awalnya keputusan Sartono banyak mendapat kecaman dari
anggota PNI-lama serta dari golongan yang tidak menyetujui pembubaran PNI. Namu
sartono terus bejuang untuk memajukan organisasi partindo ini.
Partindo
salah satu organisasi yang banyak diminati pada masanya, hal ini di karenakan
adanya Soekarno dalam organisasi ini yang memiliki daya tarik tersendiri di
mata masyarakat. Awalnya setelah Soekarno di bebaskan dari penjara suka miskin
tahun 1932, ia bertekad menyatukan kembali PNI-baru dengan partindo, tetapi
usahanya mengalami kegagalan, sehingga ia akhirnya memutuskan untuk memilih
partindo karena organisasi tersebut lebih sesuai dengan pribadinya dan
menawarkan kebebasan untuk mengembangkan kemampuan agitasinya. Dia mengumumkan
keputusannya tersebut pada tanggal 1 agustus 1932.
Fikiran Ra`jat terbitan pertama kali, 15 Juni
1932 - Sumber google
Setelah Fikiran Ra’jat, Soekarno juga
menghidupkan kembali koran Soeloeh Indonesia Muda. Akan tetapi, koran ini
berbeda dengan Fikiran Ra’jat, koran ini lebih diperuntukkan untuk sekedar teori.
Sasarannya utamanya adalah ke kalangan kaum terpelajar dan pemimpin pergerakan.
Gaya menulis Soekarno sangat menarik. Ada yang menyebutnya sebagai penulis pamflet. Setiap tulisannya berisi sumber masalah, pemecahan masalah, serta bagaimana hal itu diselesaikan. Soekarno juga terang-terangkan menunjukkan keberpihakan politik, yakni pemihakan terhadap kaum marhaen dan kaum yang tertindas. Hampir semua tulisan Soekarno menghajar imperialisme, kolonialisme dan kapitalisme, sebagai sumber masalah di dalam masyarakat. sumber
Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno ikut bergabung dengan Partindo dan sekaligus
memimpinnya. Namun, Hal itu mengakibatkan Beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende,
Flores, tahun 1933.
Sekitar, Pada
tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan kembali ke Provinsi Bengkulu. Dan, Soekarno
baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Haji Karim Oei (duduk), Buya Hamka dan Bung Karno (Bengkulu 1938)
Sumber google
Beteweh, wajah Bung Karno disini kok beda banget ya gaeess.
Kalo kata iklan Lemine*** ada manis-manisnya gitu ;D
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia
yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan
diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang
kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan
Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu
berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang
sendiri.
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
独立準備調査会
Dokuritsu
Junbii Chōsakai
adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang pada
tanggal 1 Maret 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.
Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia
dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI beranggotakan 62 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang
Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
(BPUPKI) Sidang ke-1,
yang berlangsung pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945
Persidangan
resmi BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli-14 Juli 1945
Memasuki sidang hari ke-4,
tanggal 1 Juni 1945, giliran Bung Karno menyampaikan pidato di hadapan sidang
BPUPKI untuk menyampakan dasar-dasar negara.
Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan
Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha
ini dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso dengan wakil Mr. Abdoel Gafar
Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang). Tugas
dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan
dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang
diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia
merdeka.
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Pada
tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang
oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di
seluruh dunia.
Pada
tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga
menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno,
Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua
BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam
untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang
di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Soekarno,
Hatta & Dr. Radjiman Wedyodiningrat, setelah Marsekal Terauchi di Dalat
Pada
tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,
mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan
segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat
dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian
Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945, Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Soekarno
belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI
saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat
sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan
Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah
hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir
menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI
hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang.
15 Agustus
1945 Kaisar Hirohito melalui radio mngumumkan kekalahan tentara Jepang atas
sekutu di medan perang Pasifik
Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa
Rengasdengklok merupakan kejadian penting yang mendorong percepatan proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Kejadian ini juga menunjukkan konflik dan perbedaan
pendapat antar kelompok, terutama golongan tua dan golongan muda dalam
menentukan waktu proklamasi. Namun, konflik tersebut berakhir dengan sikap
saling menghargai di antara mereka. Tanpa peran golongan muda, Indonesia
mungkin belum memproklamasikan secepat itu. Hal itu menunjukkan bahwa para
pemuda Indonesia mampu merespon keadaan secara sigap. Para pemuda pun tetap
menghormati golongan tua, dengan tetap memerhatikan para tokoh yang perlu
dihormati.
Sutan Syahrir, Soekarno, Hatta - Sumber google
Sutan Syahrir, Soekarno, Hatta - Sumber google
Para pemuda
berpendapat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan oleh
kekuatan bangsa sendiri, bukan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Menurut mereka, PPKI adalah buatan Jepang setelah mendengar Jepang
menyerah kepada sekutu, Sutan Syahrir yang merupakan tokoh pemuda segera
menemui Moh. Hatta di kediamannya. Syahrir mendesak agar Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta yang dapat disebut golongan tua belum bersedia.
Mereka yakin bahwa bagaimanapun Indonesia tidak lagi tetap akan merdeka.
Pada Rabu, 15 Agustus
1945 sekitar jam 20.00, para pemuda mengadakan pertemuan di sebuah ruangan di
belakang Laboratorium Biologi Pegangsaan Timur 17 (sekarang FKM UI). Pertemuan
dihadiri oleh Chaerul Saleh, Darwis, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio,
Subianto, Margono, Aidit Sunyoto, Abubakar, E. Sudewo, Wikana, dan
Armansyah.
Pertemuan yang
dipimpin Chairul Saleh tersebut memutuskan bahwa "kemerdekaan Indonesia
adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak dapat digantung-gantungkan
pada orang atau kerajaan lain. Untuk menyatakan bahwa Indonesia sudah sanggup
merdeka, dan sudah tiba saat merdeka, baik menurut keadaan atau kodrat maupun
histroris.
Dan
jalannya hanya satu, yaitu: dengan proklamasi kemerdekaan oleh bangsa Indonesia
sendiri, lepas dari bangsa asing, bangsa apapun juga".
Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus
diputuskan. Sebaliknya diharapkan diadakannya perundingan dengan Soekarno dan
Hatta agar mereka diikutsertakan menyatakan Proklamasi mengingat usaha Sutan
Syahrir belum berhasil.
Untuk menyampaikan
hasil putusan Perundingan Pegangsaan ini kepada Soekarno, maka pada pukul 22.00
Wikana dan Darwis datang ke rumah Sukarno di Pegangsaan Timur 56. Namun
Soekarno tetap pada pendiriannya bahwa Jepang masih berkuasa secara de
facto. Soekarno bahkan mengingatkan bahwa musuh mereka bukan lagi Jepang,
tetapi Belanda yang pasti segera datang setelah Jepang menyerah. Akhirnya pada
pukul 24.00 para pemuda meninggalkan kediaman Soekarno. Akibat perbedaan
tersebut, maka terjadilah peristiwa Rengasdengklok.
Mereka langsung
mengadakan pertemuan di Jl. Cikini 71 Jakarta (seperti Sukarni, Yusuf Kunto, Chairul
Saleh, dan Shodanco Singgih). Rapat memutuskan, seperti diusulkan Djohar Nur,
"Segera
bertindak, Bung Karno dan Bung Hatta harus kita angkat dari rumah
masing-masing" . Chaerul Saleh yang memimpin rapat,
menegaskannya sebagai keputusan rapat dengan berkata, "Bung Karno dan
Bung Hatta kita angkat saja. Selamatkan mereka dari tangan Jepang dan
laksanakan Proklamasi tanggal 16 Agustus 1945."
Rencana mengamankan
Sukarno dan Moh. Hatta pun disepakati. Shodanco Singgih ditunjuk untuk
memimpin pelaksanaan rencana tersebut.
Pada dinihari sekitar
pukul 03.00 itu terjadilah sepeti yang mereka rencanakan. Peristiwa ini
kemudian terkenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok. Segera kelompok yang diberi
tugas mengamankan Soekarno melaksanakan tugasnya. Singgih meminta Bung Karno
ikut kelompok Pemuda malam itu juga. Bung Karno tidak menolak keingingan para
pemuda dan minta agar Fatmawati, Guntur (waktu itu berusia sekitar delapan
bulan) serta Moh. Hatta ikut serta. Menjelang subuh (sekitar 04.00) tanggal 16
Agustus 1945 mereka segera menuju Rengasdengklok. Perjalanan ke Rengasdengklok
dengan pengawalan tentara Peta dilakukan sesudah makan sahur, sebab waktu itu
memang bulan Puasa.
Para pemuda memilih
Rengasdengklok sebagai tempat membawa Soekarno dan Moh. Hatta dengan
pertimbangan bahwa daerah itu relatif aman. Hal itu karena ada Daidan Peta di
Rengasdengklok yang hubungannya sangat baik dengan Daidan Jakarta. Para pemuda
menyadari Soekarno dan Moh. Hatta adalah tokoh penting sehingga keselamatannya
harus dijaga.
Jarak Rengasdengklok,
sekitar 15 km dari Kedunggede, Kerawang. Sesampainya di Rengasdengklok, Sukarno
dan Rombongan ditempatkan di rumah seorang keturunan Tionghoa Djiaw Kie
Siong. Beliau adalah seorang petani kecil keturunan Tionghoa yang merelakan
rumahnya ditempati oleh para tokoh pergerakan tersebut. Rumah Djiaw Kie Siong
berlokasi di RT 001/09 Nomor 41 Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Para pemuda berharap
tanggal 16 Agustus 1945 itu Bung Karno dan Bung Hatta bersedia menyatakan
Proklamasi Kemerdekaan. Ternyata Sukarno tetap pada pendiriannya. Soekarno
tidak memenuhi ultimatum para pemuda yang menginginkan proklamasi kemerdekaan
tanggal 16 Agustus. Namun, para pemuda inipun tidak memaksakan kehendak. Mereka
mengamankan kedua tokoh itu agar bisa berdiskusi secara lebih bebas, dan
sedikit memberikan tekanan tanpa bermaksud menyakiti kedua tokoh.
Pada 16 Agustus 1945
semestinya diadakan pertemuan PPKI di Jakarta, tetapi Soekarno dan Moh. Hatta
tidak ada di tempat. Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh tersebut. Setelah
bertemu Yusuf Kunto dan kemudian Wekana terjadilah kesepakatan, Ahmad
Subarjo diantara ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.
Mereka tiba di
Rengasdengklok pukul 17.30 WIB. Kemudian Ahmad Subarjo berbicara kepada para
pemuda dan memberikan jaminan, bahwa proklamasi akan dilaksanakan tanggal 17
Agustus sebelum pukul 12.00. Akhirnya Shodanco Subeno mewakili para pemuda
melepas Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan rombongan kembali ke Jakarta, maka berakhirlah
Peristiwa Rengasdengklok.
Sumber google
Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro dan Sayuti Melik. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Dan Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Sumber
google
Sumber google
Jalan
Pegangsaan Timur 56 - Sumber google
Tugu Proklamasi - Sumber google
Setelah
konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan
mesin ketik milik Mayor Dr. Hermann Kandeler (dari kantor perwakilan AL
Jerman). Dan pembacaan proklamasi dilakukan dikediaman Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1)
Pagi
harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah
hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan
disambung pidato singkat tanpa teks.
Soekarno membacakan teks proklamasi - Sumber google
suasana saat pembacaan teks proklamasi - Sumber google
Pengibaran bendera Indonesia - Sumber google
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan oleh seorang prajurit PETA yaituLatief Hendraningrat dibantu oleh Soehoed dan seorang pemudi membawa nampan berisi bendera Merah Putih. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Pengibaran bendera Indonesia - Sumber google
Sumber google
Sumber google
Sumber google
Pada
tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD)
sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD
45.
Dengan
demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk
Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah
itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan
persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite
Nasional.
Soekarno dan Haji Agus Salim di Parapat, 1949
Sebelumnya,
beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar
(ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Beliau berupaya mempersatukan
nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika,
dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang
kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
Sumber
google
Jend Sudirman - Sumber
google
Sosok Soedirman,
Jenderal Perang yang Sangat Dihormati Presiden Soekarno
Jend Sudirman dilantik oleh Soekarno - Sumber
google
Jend
Ahmad Yani - Sumber
google
Pidato Soekarno
Sumber google
Inilah
Pidato Lengkap Sukarno tentang Dasar Negara pada 1 Juni 1945
Ir Soekarno
Pidato KAA 1955 - Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Pidato Pertama Bung Karno Di Sidang Umum PBB
1960 Yang Mengutip Ayat Al-Qur'an
Suatu waktu pada 11 Juli
1960, Soekarno menyampaikan pidatonya yang berjudul Pemuda Mesti Dinamis,
disampaikan kepada pemuda, dan pelajar di Surakarta
Bung Karno memproklamirkan
gerakan ”Ganyang Malaysia” melalui pidato bersejarah pada 12 April 1963.
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Soekarno di Mata
Dunia
Soekarno
dan Jawaharlal Nehru di New Delhi, 1950 - Sumber
google
Presiden Soekarno dan Richard
Nixon, wakil presiden Amerika serikat, di sebuah warung kopi di Cipanas, Bogor,
1953. Foto: majalah American Miscellany.
Sumber
google
Sumber
google
Sorry to say, gue harus bilang wajah Bung Karno berbeda-beda disetiap fotonya padahal orang disampingnya masih sama dan ga berubah sama sekali. Maaf hidung nya terlihat berbeda. lagi-lagi gue mengatakan hal ini. Huuftt. Pendapat gue sih gitu, gak tau yang lain.
Dianggap Gangguan,
CIA Rancang Pembunuhan Soekarno
KOMISI Church mendapatkan sejumlah petunjuk bahwa CIA pernah berencana membunuh Presiden Soekarno. Rencana tersebut terungkap dari kesaksian Richard Bissel, mantan wakil direktur bidang perencanaan CIA, kepada Komisi Church.
Richard Bissel
menyatakan, “pembunuhan atas Soekarno ‘pernah dipertimbangkan’ oleh CIA. Rencana
tersebut berkembang sampai pada upaya mengidentifikasi aset –seorang
pembunuh–yang diperkirakan akan direkrut untuk melaksankan pembunuhan itu.”
Menurut Tim Weiner
dalam Membongkar
Kegagalan CIA, Bissell mengakui bahwa rencana pembunuhan Soekarno
tidak terlaksana dan tidak pernah disempurnakan sampai pada titik ketika upaya
itu dianggap layak.
“Kesulitan itu
berhubungan dengan kemungkinan menciptakan situasi bahwa agen yang akan
melaksanakannya mempunyai akses ke sasaran,” kata Bissel, dikutip Weiner, dari
kesaksiannya kepada Komisi Kegiatan-kegiatan CIA bentukan Presiden (Komisi
Rockefeller), 21 April 1975, top
secret, dinyatakan bukan rahasia (declassifed) pada 1995.
Sumber
google
Presiden Soekarno
baru tiba di bandara Washington DC, AS, pada siang hari. Didampingi oleh wakil
presiden AS, Richard Nixon, Bung Karno disambut penuh oleh pasukan AS dengan 21
kali tembakan kehormatan. Bung Karno tiba di Washington dalam rangka kunjungan
selama 18 hari di AS atas undangan Presiden AS, David Dwight Eisenhower (Foto:
16 Mei 1956).
Ir. Soekarno
bersama bintang film Jean Simmons dan suaminya yang merupakan seorang
sutradara, Richard - Sumber
google
Ir. Soekarno
terlihat sedang berbincang dengan Elizabeth Taylor, aktris asal Inggris - Sumber
google
Sumber
google
June 1956,
Beverly Hills, California, USA - Indonesia's President Sukarno is shown
chatting with actress Marilyn Monroe - Sumber
google
Presiden Sukarno sedang berbicara dengan Mao Tse
Tung (Mao Zedong) (Foto: 24 Nopember 1956) - Sumber
google
Presiden
Sukarno menjadi tamu kehormatan Kaisar Jepang, Hirohito, dan pangeran Akihito.
Bung Karno dijamu makan siang di istana kekaisaran Jepang di Tokyo (Foto: 3
Pebruari 1958) - Sumber
google
Presiden
Sukarno tiba di bandara Karachi, Pakistan. Didampingi oleh Presiden Pakistan,
Iskander Ali Mirza, Bung Karno tampak sedang memberi hormat, diapit oleh
bendera Indonesia dan bendera Pakistan (Foto: 25 Januari 1958) - Sumber
google
Presiden Sukarno berdiri berdampingan dengan 4 pemimpin negara Non Blok setelah mereka selesai mengadakan pertemuan. Dari kiri kekanan : Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Kwame Nkrumah (Presiden Ghana), Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir), Bung Karno, dan Tito (Presiden Yugoslavia). Kelima pemimpin negara non blok ini mengadakan pertemuan yang menghasilkan seruan kepada Presiden AS, Eisenhower (Presiden AS) dan Perdana Menteri “Uni Soviet”/Rusia, Nikita Khruschev, agar mereka melakukan perundingan diplomasi kembali (29 September 1960) Sumber google
Soekarno sedang membaca garis tangan Pemimpin
Cina, Mao Zedong (Gambar: blogchinadailycom) - Sumber
google
Soekarno dan Pemimpin Korea Utara Kim Il-Sung
Iskander Ali Mirza (1899 – 1969), berpangkat
Mayor Jenderal, adalah Presiden pertama negara Republik Islam Pakistan (23
Maret 1956 – 27 Oktober 1958) - Sumber
google
Bersama pemimpin revolusi
Vietnam, Ho Chi Min - Sumber
google
Soekarno dan Ho Chi Minh, 1959 - Sumber
google
Soekarno dan Kaisar Hirohito di
Tokyo, 1959 - Sumber
google
Presiden
Sukarno Presiden Osvaldo Do ticos Fidel Castro dan Che Guevera (foto oleh
Bettmann Mei 1960) - Sumber
google
Sumber
google
Soekarno dan Nikita Khrushchev
di Bali, 1960 - Sumber
google
Soekarno
dan Nikita Khrushchev di Bali, 1960 - Sumber
google
Presiden Sukarno berdiri berdampingan dengan 4 pemimpin negara Non Blok setelah mereka selesai mengadakan pertemuan. Dari kiri kekanan : Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Kwame Nkrumah (Presiden Ghana), Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir), Bung Karno, dan Tito (Presiden Yugoslavia). Kelima pemimpin negara non blok ini mengadakan pertemuan yang menghasilkan seruan kepada Presiden AS, Eisenhower (Presiden AS) dan Perdana Menteri “Uni Soviet”/Rusia, Nikita Khruschev, agar mereka melakukan perundingan diplomasi kembali (29 September 1960) Sumber google
Sumber
google
Soekarno dan Nikita Khrushchev
di New York, 1960 - Sumber
google
Indian
Prime Minister Jawaharlal Nehru right toasts United Arab Republic President
Gamal Abdel Nasser left and Indonesian President Soekarno center in New York
USA 1960 - Sumber
google
20 April
1961 Soekarno mampir di Hawaii, lalu ke Los Angeles. Kebetulan Elvis sedang
syuting sebuah film musikal yang sukses besar, "Blue Hawaii", bermain
dengan aktris cantik Joan Blackman - Sumber
google
Soekarno
dan Jenderal Abd al-Karim Qasim di Iraq, 1961 - Sumber
google
Raja Hassan II dari Maroko dan Soekarno - Sumber
google
Saeb
Salam
dari Libanon (duduk), Hashim Jawad dari Iraq (berdiri, jas
garis-garis),
dan Soekarno. September 1961, Beograd, Yugoslavia. Konferensi 25 negara
di Beograd yang kemudian menelurkan Gerakan Negara-negara
Non-Blok. Fotografer: l.d.a.
Sumber
google
Soekarno dan Robert F. Kennedy
di Jakarta, 1962 - Sumber
google
Soekarno dan Ayub Khan di
Karachi, 1963 - Sumber
google
Soekarno
dan Pangeran Norodom Sihanouk, 1964 - Sumber
google
Namun jauh
sebelum itu, ada banyak pertalian sejarah antara Indonesia dan Rusia. Seorang
peneliti etnografi asal Rusia, Doktor Nikolai Mikluho-Maklai - Sumber
google
Jakarta, 6
April 1965. Presiden Soekarno bertemu dengan utusan khusus Amerika, Ellsworth
Bunker (kanan), dan Dubes Amerika, Howard P. Jones (tengah) di Istana Negara,
Jakarta. Pertemuan tersebut untuk memperbaiki hubungan antara AS - Sumber
google
Chou En-lai
and Sukarno Ride in Boat Original caption: 7/6/1965-Cairo, Egypt- Cruising up
the Nile River, Communist China's Premier Chou En-Lai (l) - Sumber
google
ATAS
permintaan Mahbub Djunaidi, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia, Sukarno
bersedia mengadakan ramah-tamah dengan para wartawan di Istana Bogor, 20
November 1965. Sukarno mendorong para wartawan agar meningkatkan kemampuannya
dengan pengetahuan - Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Pada sekitar tahun
1961, Presiden Soekarno gencar merevisi kontrak pengelolaan minyak dan
tambang-tambang asing di Indonesia - Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
Sumber
google
John
F. Kennedy, Soekarno, dan FREEPORT
Lisa Pease membeberkan hal itu dalam artikel
berjudul ‘JFK, Indonesia, CIA, and Freeport’ di majalah Probe tahun 1996.
Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC.
Freeport ternyata sudah lama mengincar Papua.
Tahun 1959, perusahaan Freeport Sulphur nyaris bangkrut karena tambang mereka
di Kuba dinasionalisasi oleh Fidel Castro. Dalam artikel itu disebut
berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap
Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.
Di tengah kondisi perusahaan yang terancam
hancur itu pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur
Freeport Sulphur menemui Direktur Pelaksana East Borneo Company, Jan van
Gruisen.
Gruisen bercerita dirinya menemukan laporan
penelitian di Gunung Ersberg (Gunung Tembaga / tembaga pura ) di Irian Barat
yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936.
Disebutkan tembaga di gunung ini tak perlu susah-susah digali. Ibarat kata tinggal meraup, karena tembaga berada di atas tanah.
Wilson tertarik dan mulai mengadakan survei ke Papua. Dia setengah gila kegirangan karena menemukan gunung itu tak hanya berisi tembaga tapi emas. ya emas yang menggunung di tanah Papua! Tahun 1960, suasana di Papua tegang.
Soekarno berusaha merebut Papua dari Belanda lewat operasi militer yang diberi nama Trikora. Freeport yang mau menjalin kerjasama dengan Belanda lewat East Borneo Company pun belingsatan jika Papua jatuh ke Indonesia .Mereka jelas tak mau kehilangan gunung emas itu.
Wilson disebutkan berusaha meminta bantuan John
F Kennedy. Tapi si Presiden AS itu malah kelihatan mendukung Soekarno. John
pula yang mengirimkan adiknya Bob Kennedy untuk menekan pemerintah Belanda agar
tak mempertahankan Papua.
JFK juga yang mengancam Belanda akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II, terpaksa menurut.
JFK juga yang mengancam Belanda akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II, terpaksa menurut.
Agaknya Belanda pun tak tahu ada gunung emas di
Papua sehingga mereka menurut saja disuruh mundur oleh AS. Kontrak Freeport pun buyar. Apalagi Soekarno selalu menolak perusahaan asing
menancapkan kaki mereka di Papua. Pada perusahaan minyak asing yang sudah
kadung beroperasi di Riau, Soekarno meminta jatah 60 persen untuk rakyat
Indonesia.
Kekesalan mereka bertambah, Kennedy akan
menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan
melibatkan IMF dan Bank Dunia.
Tapi sebelum semua itu terlaksana, sebutir peluru menghentikan langkah Kennedy.Ya, JF. Kenedy harus meregang nyawa setelah sebutir peluru bersarang di tubuhnya. Dan penembaknya pun sampai saat ini masih belum diketahui, masih menjadi misteri.
Kebijakan pengganti Kennedy langsung bertolak
belakang. Indonesia pun makin jauh dari AS dan semakin mesra dengan Blok Timur
yang berbau komunis.
Tragedi September 1965 menghancurkan Soekarno. Dia yang keras menolak modal asing, digantikan Soeharto.
Setelah dilantik, Soeharto segera meneken pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing pada 1967. Freepot menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.
Ironisnya, pemerintah Indonesia hanya dapat
jatah 1 persen. Kontras sekali dengan apa yang diperjuangkan Soekarno.
Sedangkan kontrak freeport akan berakhir pada tahun 2021 dan pemerintah tentu saja tidak akan memutuskan kerja sama sepihak karena akan mengganggu secara ekonomi ( iklim investasi asing ) dan juga politik yang akan melemahkan posisi Indonesia di kawasan Asia Pasifik.
Pemerintahan Jokowi melalui kementrian ESDM
mengatakan, bahwa kontrak freeport yang saat ini adalah kontrak karya akan
dirubah menjadi ijin usaha pertambangan, sehingga posisi Indonesia sebagai
negara menjadi lebih kuat.
Ya,jikalau boleh berandai-andai , jika saja
JF.Kennedy dan Soekarno masih ada, tak akan ada Freeport di Papua, tak akan
bercokol freeport di Indonesia.
Mungkin tambang emas tersebut dikelola oleh pemerintah sendiri (BUMN) dan hasilnya bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat Papua khususnya dan Indonesia secara keseluruhan. Sumber
WAFATNYA SOEKARNO
"Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian,
bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang
langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan
Yang Maha Esa.” (Soekarno, 1967)
Sumber
google
TINDAKAN Soeharto
menyelewengkan Surat Perintah 11 Maret 1966 sangat menyakiti perasaan Bung
Karno. Sejumlah petinggi militer yang masih setia pada Soekarno ketika itu pun
merasa geram. Mereka meminta agar Soekarno bertindak tegas dengan memukul
Soeharto dan pasukannya. Tetapi Soekarno menolak.
Soekarno tak mau
terjadi huru-hara, apalagi sampai melibatkan tentara. Perang saudara, menurut
Soekarno, adalah hal yang ditunggu-tunggu pihak asing-kaum kolonial yang
mengincar Indonesia–sejak lama. Begitu perang saudara meletus, pihak asing,
terutama Amerika Serikat dan Inggris akan mengirimkan pasukan mereka ke Indonesia
dengan alasan menyelamatkan fasilitas negara mereka, mulai dari para diplomat
kedutaan besar sampai perusahaan-perusahaan asing milik mereka.
Sumber
google
Suatu hari di
pertengahan Maret 1966, Hartono yang ketika itu menjabat sebagai Menteri/Wakil
Panglima Angkatan Laut itu datang ke Istana Merdeka menemui Bung Karno. Ketika
itu Achadi sedang memberikan laporan pada Sukarno tentang penahanan beberapa
menteri yang dilakukan oleh pasukan yang loyal pada Soeharto.
Mendengar laporan
itu, menurut Achadi, Bung Karno berkata (kira-kira), “Kemarin sore Harto datang
ke sini. Dia minta izin melakukan pengawalan kepada para menteri yang menurut
informasi akan didemo oleh mahasiswa.”
“Tetapi itu bukan
pengawalan,” kata Achadi. Untuk membuktikan laporannya, Achadi memerintahkan
ajudannya menghubungi menteri penerangan Achmadi.
Seperti Achadi, Achmadi juga
duduk di Tim Epilog yang bertugas menghentikan ekses buruk pascapembunuhan enam
jenderal dan perwira muda Angkatan Darat dinihari 1 Oktober 1965. Soeharto juga
berada di dalam tim itu.
Tetapi setelah
beberapa kali dicoba, Achmadi tidak dapat dihubungi. Tidak jelas dimana
keberadaannya.
Saat itulah Hartono
minta izin untuk menghadapi Soeharto dan pasukannya. Tetapi Bung Karno
menggelengkan kepala, melarang.
Padahal masih kata
Achadi, selain KKO, Panglima Kodam Jaya Amir Machmud, Panglima Kodam Siliwangi
Ibrahim Adji, dan beberapa panglima kodam lainnya juga bersedia menghadapi
Soeharto.
“Bung Karno tetap
menggelengkan kepala. Dia sama sekali tidak mau terjadi pertumpahan darah, dan
perang saudara.”
Kalau begitu apa
yang harus kami lakukan, tanya Achadi dan Hartono.
Bung Karno
memerintahkan Hartono untuk menghalang-halangi upaya Soeharto agar jangan
sampai berkembang lebih jauh.
“Hanya itu
tugasnya, Hartono diminta menjabarkan sendiri. Yang jelas jangan sampai ada
perang saudara,” kata Achadi.
Sumber
google
Tragedi Kemanusiaan berawal dari konflik
internal dalam tubuh Angkatan Darat yang muncul sebagai akibat kesenjangan
perikehidupan antara tentara prajurit dengan tentara perwira.
Konflik laten dalam tubuh Angkatan Darat yang
sudah dimulai sejak 17 tahun sebelumnya, kemudian mendapatkan jalan
manifestasinya ketika muncul isu tentang rencana Kudeta terhadap kekuasaan
Soekarno yang akan dilancarkan oleh Dewan Jenderal.
Perwira-perwira Angkatan Darat yang mendukung
kebijakan Sosialisme Soekarno kemudian memutuskan untuk melakukan manuver
(aksi) polisionil dengan menghadapkan tujuh orang Jendral yang diduga
mengetahui tentang Dewan Jendral ini ke hadapan Soekarno.
Sumber
google
Sumber
google
Target operasi adalah menghadapkan hidup-hidup
ketujuh orang Jendral tersebut. Fakta yang terjadi kemudian adalah tiga dari
tujuh orang Jendral yang dijemput paksa tersebut, sudah dalam keadaan anumerta.
Soeharto yang paling awal menuduh PKI menjadi
dalang dari peristiwa pagi hari Jumat tanggal 01 Oktober 1965 tersebut. Tanpa periksa dan penyelidikan yang memadai, Soeharto
mengambil kesimpulan PKI sebagai dalang hanya karena Kolonel Untung —yang
mengaku menjadi pimpinan Dewan Revolusi (kelompok tandingan untuk Dewan
jendral)
memiliki kedekatan pribadi dengan tokoh-tokoh
utama Biro Chusus Partai Komunis Indonesia. Hasil akhirnya adalah Komunisme
dibersihkan dari kehidupan politik, sosial, dan militer, dan PKI dinyatakan
sebagai partai terlarang.
Pembantaian dimulai pada Januari 1966 seiring
dengan maraknya aksi demonstrasi mahasiswa yang digerakkan oleh Angkatan Darat
melalui Jendral Syarif Thayeb dan memuncak selama kuartal kedua tahun 1966
sebelum akhirnya mereda pada awal tahun 1967 (menjelang pelantikan Jendral
Soeharto sebagai Pejabat Presiden).
Pembersihan dimulai dari ibu kota Jakarta, yang
kemudian menyebar ke Jawa Tengah dan Timur,
lalu Bali. Ribuan vigilante
(orang yang menegakkan hukum dengan caranya sendiri) dan tentara angkatan darat
menangkap dan membunuh orang-orang yang dituduh sebagai anggota PKI.
Meskipun pembantaian terjadi di seluruh
Indonesia, namun pembantaian terburuk terjadi di basis-basis PKI di Jawa
Tengah, Timur, Bali, dan Sumatera Utara.
Usaha Soekarno yang ingin menyeimbangkan
nasionalisme, agama, dan komunisme melalui Nasakom telah usai.
Pilar pendukung utamanya, PKI, telah secara efektif dilenyapkan oleh dua pilar
lainnya-militer dan Islam politis, dan militer berada pada jalan menuju
kekuasaan.
Nasakom adalah konsep politik selama presiden Sukarno
di Indonesia. Ini adalah akronim dari Nasionalisme, Agama, dan Komunisme.
Pada 1956 Sukarno
secara terbuka mengkritik demokrasi parlementer, yang menyatakan bahwa itu
"didasarkan pada konflik inheren" yang berlawanan dengan gagasan
Indonesia harmoni sebagai keadaan alami antar hubungan manusia. Sebaliknya, ia
mencari sistem yang didasarkan pada sistem tradisional desa dengan menampilkan
diskusi dan konsensus, dibawah bimbingan para tetua desa. Ia mengusulkan
campuran antara tiga unsur nasionalisme, agama dan komunisme menjadi pemerintah
koperasi 'Nas-A-Kom'. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan tiga faksi
utama dalam politik Indonesia - tentara, kelompok-kelompok Islam, dan komunis.
Dengan dukungan dari militer, pada bulan Februari ia menyatakan 'Demokrasi
Terpimpin', dan mengusulkan kabinet yang akan mewakili semua partai politik
penting (termasuk PKI).
Pada Maret 1967, Soekarno dicopot dari
kekuasaannya oleh Parlemen Sementara, dan Soeharto menjadi Pejabat Presiden. Pada Maret 1968
Soeharto secara resmi ditetapkan menjadi Presiden oleh MPRS yang diketuai oleh
Jendral Abdul Harris Nasution (yang memang
sengaja Soeharto tempatkan setelah menangkap dan memenjarakan seluruh pimpinan
MPRS yang notabene adalah tokoh-tokoh PKI dan tokoh-tokoh Soekarnois).
Pembantaian ini hampir tidak pernah disebutkan
dalam buku sejarah Indonesia, dan hanya memperoleh sedikit perhatian dari
orang Indonesia maupun warga internasional.
Penjelasan memuaskan untuk kekejamannya telah
menarik perhatian para ahli dari berbagai prespektif ideologis. Kemungkinan
adanya pergolakan serupa dianggap sebagai faktor dalam konservatisme politik
"Orde Baru" dan kontrol ketat terhadap sistem politik. Kewaspadaan
terhadap ancaman komunis menjadi ciri dari masa kepresidenan Soeharto. Sumber
* * *
Tak lama setelah mosi
tidak percaya parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dan MPRS menunjuk
Suharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera
meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam. Bung Karno tidak diberi waktu untuk
menginventarisir barang-barang pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir
Bung Karno tidak bersahabat lagi.
“Bapak harus cepat
meninggalkan Istana ini dalam waktu dua hari dari sekarang!”.Bung Karno pergi
ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca sesuatu di ruang itu. “Mana
kakak-kakakmu” kata Bung Karno. Guruh menoleh ke arah Bapaknya dan berkata
“Mereka pergi ke rumah Ibu”. Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati di
Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru.
Bung Karno berkata
lagi “Mas Guruh, Bapak tidak boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu
persiapkan barang-barangmu, jangan kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punya
negara”. Kata Bung Karno, lalu Bung Karno melangkah ke arah ruang tamu Istana
disana ia mengumpulkan semua ajudan-ajudannya yang setia. Beberapa ajudannya
sudah tidak kelihatan ia maklum, ajudan itu sudah ditangkapi karena diduga
terlibat Gestapu.
“Aku sudah tidak
boleh tinggal di Istana ini lagi, kalian jangan mengambil apapun,
Lukisan-lukisan itu, Souvenir dan macam-macam barang. Itu milik negara.
Semua ajudan menangis
saat tau Bung Karno mau pergi “Kenapa bapak tidak melawan, kenapa dari dulu
bapak tidak melawan…” Salah satu ajudan separuh berteriak memprotes tindakan diam
Bung Karno.
“Kalian
tau apa, kalau saya melawan nanti perang saudara, perang saudara itu sulit
jikalau perang dengan Belanda jelas hidungnya beda dengan hidung kita. Perang
dengan bangsa sendiri tidak, wajahnya sama dengan wajahmu… keluarganya sama dengan
keluargamu, lebih baik saya yang robek dan hancur daripada bangsa saya harus
perang saudara”.
Tiba-tiba beberapa
orang dari dapur berlarian saat mendengar Bung Karno mau meninggalkan Istana.
“Pak kamu memang tidak ada anggaran untuk masak, tapi kami tidak enak bila
bapak pergi, belum makan. Biarlah kami patungan dari uang kami untuk masak agak
enak dari biasanya”.
Bung Karno tertawa “Ah,
sudahlah sayur lodeh basi tiga itu malah enak, kalian masak sayur lodeh saja.
Aku ini perlunya apa…”
Di hari kedua saat Bung Karno sedang membenahi baju-bajunya datang perwira suruhan Orde Baru. “Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat ini”.
Beberapa tentara sudah
memasuki ruangan tamu dan menyebar sampai ke ruang makan. Mereka juga berdiri di depan Bung Karno dengan
senapan terhunus.
Bung Karno segera mencari koran bekas di pojok kamar, dalam
pikiran Bung Karno yang ia takutkan adalah bendera pusaka akan diambil oleh
tentara. Lalu dengan cepat Bung Karno membungkus bendera pusaka dengan koran
bekas, ia masukkan ke dalam kaos oblong, Bung Karno berdiri sebentar menatap
tentara-tentara itu, namun beberapa perwira mendorong tubuh Bung Karno untuk
keluar kamar.
Sesaat ia
melihat wajah Ajudannya Saelan dan Bung Karno menoleh ke arah Saelan. “Aku
pergi dulu” kata Bung Karno dengan terburu-buru. “Bapak tidak berpakaian
rapih dulu, Pak” Saelan separuh berteriak.
Bung Karno hanya mengibaskan
tangannya. Bung Karno langsung naik VW Kodok, satu-satunya mobil pribadi yang
ia punya dan meminta sopir diantarkan ke Jalan Sriwijaya, rumah Ibu
Fatmawati.
Di rumah Fatmawati, Bung Karno hanya duduk
seharian saja di pojokan halaman, matanya kosong. Ia meminta bendera pusaka
dirawat hati-hati. Bung Karno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun di halaman.
Kadang-kadang ia memegang dadanya yang sakit, ia sakit ginjal parah namun obat
yang biasanya diberikan sudah tidak boleh diberikan. Sisa obat di Istana
dibuangi.
Suatu saat Bung Karno mengajak ajudannya yang
bernama Nitri untuk jalan-jalan. Saat melihat duku, Bung Karno kepengen duku
tapi dia tidak punya uang. “Aku pengen duku, …Tru, Sing Ngelah Pis, aku tidak
punya uang” Nitri yang uangnya pas-pasan juga melihat ke dompetnya, ia merasa
cukuplah buat beli duku sekilo.
Lalu Nitri mendatangi tukang duku dan berkata
“Pak Bawa dukunya ke orang yang ada di dalam mobil”. Tukang duku itu berjalan
dan mendekat ke arah Bung Karno. “Mau pilih mana, Pak manis-manis nih” sahut
tukang duku dengan logat betawi kental. Bung Karno dengan tersenyum senang
berkata “coba kamu cari yang enak”.
Tukang Duku itu mengernyitkan dahinya, ia merasa
kenal dengan suara ini. Lantas tukang duku itu berteriak “Bapak… Bapak…. Bapak…
Itu Bapak… Bapaak” Tukang duku malah berlarian ke arah teman - temannya di
pinggir jalan” Ada Pak Karno, Ada Pak Karno….” mereka berlarian ke arah mobil
VW Kodok warna putih itu dan dengan serta merta para tukang buah memberikan
buah-buah pada Bung Karno.
Awalnya Bung Karno tertawa senang, ia terbiasa
menikmati dengan rakyatnya. Tapi keadaan berubah kontan dalam pikiran Bung
Karno, ia takut rakyat yang tidak tau apa-apa ini lantas digelandang tentara
gara-gara dekat dengan dirinya. “Tri, berangkat ….cepat” perintah Bung Karno
dan ia melambaikan ke tangan rakyatnya yang terus menerus memanggil namanya
bahkan ada yang sampai menitikkan air mata. Mereka tau pemimpinnya dalam
keadaan susah.
Mengetahui bahwa Bung Karno sering keluar dari
Jalan Sriwijaya, membuat beberapa perwira pro Suharto tidak suka. Tiba-tiba
satu malam ada satu truk ke rumah Fatmawati dan mereka memindahkan Bung Karno
ke Bogor. Di Bogor ia dirawat oleh Dokter Hewan!!!!!!
Tak lama setelah Bung Karno dipindahkan ke
Bogor, datanglah Rachmawati, ia melihat ayahnya dan menangis keras-keras saat
tau wajah ayahnya bengkak-bengkak dan sulit berdiri. Saat melihat Rachmawati,
Bung Karno berdiri lalu terhuyung dan jatuh. Ia merangkak dan memegang kursi.
Rachmawati langsung teriak menangis. Malamnya Rachmawati memohon pada Bapaknya
agar pergi ke Jakarta saja dan dirawat keluarga.
“Coba aku tulis surat permohonan kepada Presiden”
kata Bung Karno dengan suara terbata. Dengan tangan gemetar Bung Karno menulis
surat agar dirinya bisa dipindahkan ke Jakarta dan dekat dengan anak-anaknya.
Rachmawati adalah puteri Bung Karno yang paling nekat.
Pagi-pagi setelah mengambil surat dari bapaknya,
Rachma langsung ke Cendana rumah Suharto. Di Cendana ia ditemui Bu Tien yang
kaget saat melihat Rachma ada di teras rumahnya. “Lhol, Mbak Rachma ada apa?”
tanya Bu Tien dengan nada kaget. Bu Tien memeluk Rachma, setelah itu Rachma
bercerita tentang nasib bapaknya. Hati Bu Tien rada tersentuh dan menggemgam
tangan Rachma lalu dengan menggemgam tangan Rachma bu Tien mengantarkan ke
ruang kerja Pak Harto.
“Lho, Mbak Rachma..ada apa?” kata Pak Harto.
Rachma-pun menceritakan kondisi Bapaknya yang sangat tidak terawat di Bogor.
Pak Harto berpikir sejenak dan kemudian menuliskan memo yang memerintahkan anak
buahnya agar Bung Karno dibawa ke Djakarta. Diputuskan Bung Karno akan dirawat
di Wisma Yaso.
Setelah dijebloskan dalam tahanan rumah di Wisma Yaso, akhirnya Bung Karno menhebuskan nafas terakhir di RSPAD, pagi dini hari tgl 21 Juni 1970. RRI menyiarkan berita sekitar pukul 7 pagi tentang kematiannya. Buruknya penanganan terhadap penyakit Bung Karno juga mempercepat kematiannya.
Beberapa bulan di
awal 1969, Bung Karno tidak boleh menerima tamu, termasuk keluarganya, karena
harus menjalani serangkaian pemeriksaan dan interograsi. Keluarganya hanya bisa
mengantar makanan melalui penjaga. Bung Karno yang suka keramaian dan selalu
membutuhkan bicara menjadi makin depresi karena diasingkan. Sementara dulu
penjajah Belanda saat membuang tahanan politik ke luar Jawa, tidak melarang
mereka bergaul dengan lingkungannya.
Setelah keluarga
boleh menengok. Itupun dengan pembatasan, harus mengantungi izin dan cap
instansi militer Itupun tidak serta merta memudahkan. Rachmawati dibentak dan
dimarahi penjaga, karena mengajak Bung Karno jalan jalan di halaman Wisma Yaso.
Jika penjaga sedang baik, keluarga boleh ke Wisma Yaso. Tapi kalau sedang tdak
baik, mobl di tahan di gerbang. Sangat sering Ibu Hartini harus berjalan kaki
menenteng rantang makanan melintasi halaman yang sangat luas.
Bung Karno sempat
menulis surat ke Presiden Soeharto tgl 3 Nov 1968 untuk meminta kelonggaran
agar keluarganya bisa mengunjungi. Ia juga meminta agar Ny. Sugio yang selama
ini mengurusi rumah Wisma Yaso, dijinkan membantu lagi. Pembantu rumah
tangganya tidak diijinkan masuk ke Wisma Yaso, sehingga untuk urusan dapur,
Bung Karno harus mengurusnya sendiri.
Seringkali ia
dibentak bila akan melakukan sesuatu, suatu saat Bung Karno tanpa sengaja
menemukan lembaran koran bekas bungkus sesuatu, koran itu langsung direbut dan
ia dimarahi.
Kamar Bung Karno berantakan sekali, jorok dan
bau. Memang ada yang merapihkan tapi tidak serius. Dokter yang diperintahkan
merawat Bung Karno, dokter Mahar Mardjono nyaris menangis karena sama sekali
tidak ada obat-obatan yang bisa digunakan Bung Karno. Ia tahu obat-obatan yang
ada di laci Istana sudah dibuangi atas perintah seorang Perwira Tinggi.
Mahar hanya bisa memberikan Vitamin dan Royal
Jelly yang sesungguhnya hanya madu biasa. Jika sulit tidur Bung Karno diberi
Valium, Sukarno sama sekali tidak diberikan obat untuk meredakan sakit akibat
ginjalnya tidak berfungsi.
Banyak rumor beredar di masyarakat bahwa Bung
Karno hidup sengsara di Wisma Yaso, beberapa orang diketahui akan nekat
membebaskan Bung Karno. Bahkan ada satu pasukan khusus KKO dikabarkan sempat
menembus penjagaan Bung Karno dan berhasil masuk ke dalam kamar Bung Karno,
tapi Bung Karno menolak untuk ikut karena itu berarti akan memancing perang
saudara.
Pada awal tahun 1970 Bung Karno datang ke rumah
Fatmawati untuk menghadiri pernikahan Rachmawati. Bung Karno yang jalan saja
susah datang ke rumah isterinya itu.
Wajah Bung Karno bengkak-bengkak. Ketika
tau Bung Karno datang ke rumah Fatmawati, banyak orang langsung
berbondong-bondong ke sana dan sesampainya di depan rumah mereka berteriak
“Hidup Bung Karno…. hidup Bung Karno…. Hidup Bung Karno…!!!!!”
Sukarno yang
reflek karena ia mengenal benar gegap gempita seperti ini, ia tertawa dan
melambaikan tangan, tapi dengan kasar tentara menurunkan tangan Sukarno dan menggiringnya
ke dalam. Bung Karno paham dia adalah tahanan politik.
Masuk ke bulan Februari penyakit Bung Karno
parah sekali ia tidak kuat berdiri, tidur saja. Tidak boleh ada orang yang bisa
masuk. Ia sering berteriak kesakitan. Biasanya penderita penyakit ginjal memang
akan diikuti kondisi psikis yang kacau. Ia berteriak ”Sakit…. Sakit ya
Allah… Sakit…” tapi tentara pengawal diam saja karena diperintahkan begitu oleh
komandan. Sampai-sampai ada satu tentara yang menangis mendengar teriakan Bung
Karno di depan pintu kamar.
"Kepentingan politik tak bisa memendung rasa
kemanusiaan, dan air mata adalah bahasa paling jelas dari rasa kemanusiaan itu."
Hatta
yang dilapori kondisi Bung Karno menulis surat pada Suharto dan mengecam cara
merawat Sukarno. Di rumahnya Hatta duduk di beranda
sambil menangis sesenggukan, ia teringat sahabatnya itu. Lalu dia bicara pada
isterinya Rachmi untuk bertemu dengan Bung Karno.
“Kakak tidak mungkin kesana, Bung Karno sudah
jadi tahanan politik” Hatta menoleh pada isterinya dan berkata “Sukarno adalah
orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku, kami pernah dibesarkan dalam
suasana yang sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan diantara
kita itu lumrah tapi aku tak tahan mendengar berita Sukarno disakiti seperti
ini”. Hatta menulis surat dengan nada tegas kepada Suharto untuk bertemu
Sukarno,
ajaibnya surat Hatta langsung disetujui, ia
diperbolehkan menjenguk Bung Karno.
Hatta datang sendirian ke kamar Bung Karno yang
sudah hampir tidak sadar, tubuhnya tidak kuat menahan sakit ginjal. Bung Karno
membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan “Bagaimana kabarmu, No” kata
Hatta ia tercekat mata Hatta sudah basah. Bung Karno berkata pelan dan
tangannya berusaha meraih lengan Hatta “Hoe gaat het met Jou?” kata Bung Karno
dalam bahasa Belanda – Bagaimana pula kabarmu, Hatt?
Hatta memegang lembut tangan Bung Karno dan
mendekatkan wajahnya, air mata Hatta mengenai wajah Bung Karno dan Bung Karno
menangis seperti anak kecil. Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah
kamar yang bau dan jorok, kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang
memerdekakan bangsa ini di akhir hidupnya merasa tidak bahagia, suatu hubungan
yang menyesakkan dada.
Sumber
google
Tak
lama setelah Hatta pulang, Bung Karno meninggal. Sama saat Proklamasi 1945 Bung
Karno menunggui Hatta di kamar untuk segera membacai Proklamasi, saat
kematiannya-pun Bung Karno juga seolah menunggu Hatta dulu, baru ia berangkat
menemui Tuhan.
Sumber
google
Sumber
google
Suasana pemakaman Presiden
Soekarno - sumber google
Mendengar
kematian Bung Karno rakyat berjejer-jejer berdiri di jalan. Rakyat Indonesia
dalam kondisi bingung. Banyak rumah yang isinya hanya orang menangis karena
Bung Karno meninggal. Tapi tentara memerintahkan agar jangan ada rakyat yang
hadir di pemakaman Bung Karno. Bung Karno ingin dikesankan sebagai pribadi yang
senyap, tapi sejarah akan kenangan tidak bisa dibohongi. Rakyat tetap saja
melawan untuk hadir.
Hampir
5 kilometer orang antre untuk melihat jenazah Bung Karno, di pinggir jalan
Gatot Subroto banyak orang berteriak menangis. Di Jawa Timur tentara yang
melarang rakyat melihat jenasah Bung Karno menolak dengan hanya duduk-duduk di
pinggir jalan, mereka diusiri tapi datang lagi.
Tau
sikap rakyat seperti itu tentara menyerah. Jutaan orang Indonesia berhamburan
di jalan-jalan pada 21 Juni 1970. Hampir semua orang yang rajin menulis catatan
hariannya pasti mencatat tanggal itu sebagai tanggal meninggalnya Bung Karno
dengan rasa sedih. Koran-koran yang isinya hanya menjelek-jelekkan Bung Karno
sontak tulisannya memuja Bung Karno.
Allah,
kalimat terakhir Soekarno sebelum meninggal
Bung Karno yang
sewaktu sakit dirawat oleh dokter hewan, tidak diperlakukan dengan secara
manusiawi. Mendapatkan keagungan yang luar biasa saat dia meninggal. Jutaan
rakyat berjejer di pinggir jalan, mereka melambai-lambaikan tangan dan
menangis. Mereka berdiri kepanasan, berdiri dengan rasa cinta bukan sebuah
keterpaksaan.
Dan sejarah menjadi
saksi bagaimana sebuah memperlakukan orang yang kalah, walaupun orang yang
kalah itu adalah orang yang memerdekakan bangsanya, orang yang menjadi alasan
terbesar mengapa Indonesia harus berdiri, Tapi dia diperlakukan layaknya
binatang terbuang, semoga kita tidak mengulangi kesalahan seperti ini lagi.
Kenyataan tragis
yang dialami oleh Bung karno merupakan gambaran tragis kondisi politik dan
sistim alih kekuasaan di Indonesia. Bung Karno telah memberikan seluruh catatan
hidupnya untuk kebangkitan Bangsa Indonesia, walau pada akhirnya di Indonesia
pula Bung Karno di campakkan. sumber
Saat kau terzalimi, kau terus berjuang dan tetap berpendirian teguh pada sebuah kebenaran, tak takut dan tak gentar. Sedih rasanya Pak, saat tau Bapak tidak dimanusiakan. Dimana keserakahan mengusik kebenaran, tapi meskipun sudah berlalu lama, kebenaran akan TERUNGKAP dan terbukti pak. Tuhan tidak tidur, Tuhan akan menghukum hamba-hambanya yang salah dan Tuhan akan menempatkan Bapak disisinya ditempat yang terbaik, karena jutaan rakyat yang kau tinggalkan saat itu, masih mencintai keberanianmu melawan kebusukan, bahkan kami sebagai penerus bangsa sangat rindu akan hadirnya sosok seperti dirimu Pak.
Pak, satu pertanyaan saya pak. Seandainya bapak masih ada, coba jawab kegelisahan saya pak. Mengapa wajah Bapak selalu berbeda-beda Pak? Apa mungkin Bapak punya kembaran? Apa mungkin bapak bukan orang sembarangan? Ya, saya yakin kalau Bapak bukan orang sembarangan. Karena Bapak, sudah memerdekakan Indonesia, itu hal yang istimewa Pak dan tidak dilakukan oleh orang yang sembarangan.
Terima Kasih Pak, atas jasa - jasamu. Kini kami, bisa baca
webtoon dari luar maupun dalam negeri, tak tau apa yang terjadi jika
saat ini kami masih jadi pekerja paksa dan dijadikan romusha. Terima Kasih para pahlawan yang
tidak bisa saya sebutkan satu-satu semuanya, diwakilkan oleh Pak Hatta, Pak Sudirman, Pak Yani, Pak Agus dan semuanya. Semoga amal ibadah para pahlawan yang telah membela Bangsa Indonesia diterima disisiNYA dan ditempatkan ditempat yang terbaik oleh Allah SWT, aamiin.
Mohon maaf apabila banyak terjadi kesalahan, kekeliruan dalam penulisan artikel ini, sesungguhnya saya hanya manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah, namun dihatiku hanya satu, cinta untukmu luar biasa *jangan dinyanyiin tolong bacanya*. Selamat ulang tahun ya PAK :)
* * *
Cerita dikutip dari berbagai sumber, Foto diambil dari berbagai sumber dan tentunya Mbah Google. Selamat Ulang Tahun Pak! Sekali lagi saya akan mengatakan Pak, Meskipun aku bukan anakmu, bukan cucumu, dan bukan cicitmu. Aku, mengagumimu sejak kecil bahkan sampai saat ini. Meskipun, pada saat itu aku belum lahir, bahkan belum dibikin oleh kedua orang tuaku, tapi aku bisa merasakan bagaimana perjuanganmu membela Rakyat yang kau cintai. Negara yang kau pertaruhkan dengan seluruh nyawamu untuk memerdekakan INDONESIA, serta menginginkan kesejahteraan kaum-kaum tertindas.Saat kau terzalimi, kau terus berjuang dan tetap berpendirian teguh pada sebuah kebenaran, tak takut dan tak gentar. Sedih rasanya Pak, saat tau Bapak tidak dimanusiakan. Dimana keserakahan mengusik kebenaran, tapi meskipun sudah berlalu lama, kebenaran akan TERUNGKAP dan terbukti pak. Tuhan tidak tidur, Tuhan akan menghukum hamba-hambanya yang salah dan Tuhan akan menempatkan Bapak disisinya ditempat yang terbaik, karena jutaan rakyat yang kau tinggalkan saat itu, masih mencintai keberanianmu melawan kebusukan, bahkan kami sebagai penerus bangsa sangat rindu akan hadirnya sosok seperti dirimu Pak.
Pak, satu pertanyaan saya pak. Seandainya bapak masih ada, coba jawab kegelisahan saya pak. Mengapa wajah Bapak selalu berbeda-beda Pak? Apa mungkin Bapak punya kembaran? Apa mungkin bapak bukan orang sembarangan? Ya, saya yakin kalau Bapak bukan orang sembarangan. Karena Bapak, sudah memerdekakan Indonesia, itu hal yang istimewa Pak dan tidak dilakukan oleh orang yang sembarangan.
Kulit mungkin akan menua, mengendur, berkeriput, tapi ciri fisik gak akan berubah ya kan Pak? Seperti artis dibawah ini Pak :)
Sumber
foto google
Sumber
foto google
ini foto abang saya Pak, kata orang mirip bapak waktu muda Pak :)
Mohon maaf apabila banyak terjadi kesalahan, kekeliruan dalam penulisan artikel ini, sesungguhnya saya hanya manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah, namun dihatiku hanya satu, cinta untukmu luar biasa *jangan dinyanyiin tolong bacanya*. Selamat ulang tahun ya PAK :)