Kali ini gue akan ngebahas, ciiileh
ngebahas cem udeh pernah aja. Gak. Gak. Gak. Bukan
gitu, kali ini gue akan “mengutip” dari berbagai sumber gimana tata cara
pernikahan dengan ADAT JAWA, kan impian gue nikah pake adat jawa tuh, nah
dengan amat inisiatif gue cari tau dulu deh tuh, gimana tatacaranya, okay. Dah jangan
banyak nyinyirin gue!! Simak aja!! hahaha
Janur
kuning. Siapa yang gak tau janur kuning? Sering banget
kita liat janur kuning bertebaran setiap sabtu – minggu! Pasti, entah dimana,
ada aja yang nikahan sabtu-minggu dan ditandai dengan janur kuning, yaaeeyalah striiid.
Sumber:
Google
Tapi tau gak lo arti pemasangan si janur kuning ini? Biasanya si
janur kuning ini dipasang di rumah sang mempelai wanita, guna sebagai penanda
atau pemberitahuan bahwa, akan dilangsungkan nya atau sedang berlangsung acara
pernikahan didaerah atau tempat tersebut. Semacam pemberitahuan hellloo helloo helooo
~
Dan tau gak lo? Apa makna simbolis yang
terkandung?
Janur, bermakna sejane
ning nur (arah
menggapai cahaya Ilahi). Sedangkan, kuning bermakna sabda dadi, (yang
dihasilkan dari hati/jiwa yang bening).
Dengan demikian mempunyai arti, arah
menggapai cahaya Ilahi yang dihasilkan dari hati/jiwa yang
bening. Cadaaaasssssss!!!!
Sebenernya tatacara prosesi pernikahan adat jawa
ini, katanya
bisa tujuh hari tujuh malam. Pernah denger gak? Biasanya di daerah atau orang
jawa yang masih menganut paham-paham dan mengikuti anjuran nenek moyang atau
leluhur, biasanya nanggap wayang ~ sotoy lo striid haha
Sumber:
Google
Terutama dalam
masyarakat Jawa yang masih patuh pada tradisi dan adat istiadat peninggalan
para leluhurnya, banyak dijumpai pantangan-pantangan atas suatu lakon tertentu
untuk pertunjukan wayang. Misalnya beranggapan bahwa lakon Bharatayuda atau
Brantayudha tabu untuk dipentaskan dalam upacara perayaan perkawinan. Atau
seorang secara pribadi berani menanggap wayang dengan lakon Brantayudha, akan
berat akibatnya di kemudian hari, bisa berupa keterpurukan ekonomi, kesehatan
atau keselamatannya. Maka orang tidak berani melanggar pantangan ini, karena
percaya bahwa keluarganya akan mengalami kesusahan di kemudian hari. Entah akan
ada anggota keluarga yang meninggal, akan terjadi perceraian dalam keluarga
tersebut, atau malapetaka lainnya. SUMBER
Nah, Berikut ini tahapan tata cara prosesi
pernikahan adat jawa yang umum dilakukan oleh masyarakat jawa tengah
dan sekitarnya, yang dibagi dalam 5 tahap.
Tahap 1 (Prosesi Pembicaraan)
Tahapan ini intinya mencakup tahap pembicaraan
pertama hingga acara melamar.
A. CONGKOG
Seorang perwakilan diutus untuk menanyakan dan
mencari informasi tentang kondisi dan situasi calon besan yang putrinya akan dilamar.
Tugas wali yang utama yaitu menanyakan status calon mempelai wanita, apakah
masih sendiri atau telah ada pihak yang mengikat.
B. SALAR
Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada
acara Salar yang diselenggarakan oleh seorang wali, baik oleh wali yang pertama
atau orang lain.
C. NONTONI
Setelah lampu hijau diberikan oleh calon besan
kepada calon mempelai pria, maka orang tua, keluarga besar beserta calon
mempelai pria berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk saling
“dipertontonkan”. Dalam acara ini orang tua bisa melihat kepribadian, fisik,
raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya dari si calon menantunya.
D. NGLAMAR
Utusan dari orang tua calon mempelai pria datang
melamar pada hari yang sudah disepakati. Biasanya sekaligus menentukan waktu
hari pernikahan dan kapan dilaksanakan rangkaian upacara pernikahan.
Tahap 2 (Prosesi Kesaksian)
Setelah melalui prosesi pembicaraan, selanjutnya
dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang disaksikan pihak ketiga, seperti
kerabat, tetangga atau sesepuh.
A. SRAH-SRAHAN
Penyerahan seperangkat perlengkapan sarana untuk
melancarkan penyelenggaraan acara sampai acara selesai dengan barang-barang
yang masing-masing mempunyai arti dan makna mendalam diluar dari materinya
sendiri, yakni berupa cincin, seperangkat pakaian wanita, perhiasan, makanan
tradisional, daun sirih , buah-buahan dan uang.
Sumber:
Google
1. Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk
mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon
pengantin.
Sumber:
Google
2.
Asok Tukon
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk
membantu meringankan keluarga mempelai wanita.
Sumber: Google
3. Paseksen
Proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi
dalam acara ini adalah mereka yang hadir. Selain itu, juga ada beberapa pihak
yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih
yang dinamakan Tembaga Miring (berupa uang dari pihak
calon besan).
Sumber: Google
4. Gethok Dina
Penentuan hari ijab kabul atau akad nikah dan
resepsi pernikahan. Biasanya melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan
hari, tanggal dan bulan yang baik atau kesepakatan dari kedua keluarga
pengantin saja.
Sumber:
Google
Tahap 3 (Prosesi Siaga)
Pembentukan panitia dan pelaksana kegiatan yang
melibatkan para sesepuh atau sanak saudara.
A. SEDHAHAN
Mencakup pembuatan sampai pembagian surat
undangan pernikahan.
Sumber:
Google
B. KUMBAKARNAN
Pertemuan untuk membentuk panitia pesta
pernikahan dengan mengundang sanak saudara, keluarga, tetangga dan kenalan.
Termasuk membicarakan rincian program kerja untuk panitia dan para
pelaksananya.
C. JENGGOLAN atau JONGGOLAN
Calon pengantin melapor ke KUA. Tata cara ini
sering disebut tandhakan atau tandhan, yang mempunyai
arti memberitahu dan melaporkan kepada pihak kantor pencatatan sipil bahwa akan
ada hajatan pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan pernikahan.
Sumber:
Google
Tahap 4 (Prosesi Upacara)
Biasanya sehari sebelum acara pesta pernikahan,
pintu gerbang dari rumah orang tua wanita dihias dengan Tarub (dekorasi
tumbuhan), terdiri dari pohon pisang, buah pisang, buah kelapa, tebu dan daun
beringin yang mempunyai makna agar pasangan mempelai hidup baik dan bahagia
dimana saja.
Pasangan mempelai saling cinta satu sama lain
dan akan merawat keluarga mereka. Dekorasi pernikahan lainnya yang disiapkan
adalah kembang mayang, yakni suatu karangan bunga yang terdiri dari sebatang
pohon pisang dan daun pohon kelapa.
A. Pasang Tratag dan Tarub
Tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu kepada
masyarakat. Tarub berarti hiasan dari janur kuning atau daun kelapa
muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di sisi tratagdan
ditempelkan pada pintu gerbang tempat resepsi acara agar terlihat meriah. Jika
ingin dilengkapi, boleh dilanjutkan dengan uba rambe selamatan
dengan sajian makanan nasi uduk, nasi asahan, nasi golong, apem dan kolak
ketan.
Sumber:
Google
B. Kembar Mayang
Sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru,
sebagai lambang kebahagiaan dan keselamatan. Benda ini biasa menghiasi panti
atau asasana wiwarayang dipakai dalam acara panebusing kembar
mayangdan upacara adat panggih. Jika acara telah selesai, kembar
mayang akan dibuang di perempatan jalan, sungai atau laut agar kedua pengantin
selalu ingat asal muasalnya.
Sumber:
Google
C. Pasang Tuwuhan (Pasren)
Tuwuhan atau
tumbuh-tumbuhan sebagai lambang isi alam semesta dan mempunyai arti tersendiri
dalam budaya jawa dipasang di pintu masuk tempat duduk pengantin atau tempat
pernikahan.
Sumber: Google
D. Siraman
Upacara Siraman mengandung makna memandikan
calon mempelai yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih
dan suci lahir dan batin. Urutan tahapannya yaitu calon pengantin memohon doa
restu kepada kedua orangtuanya, kemudian mereka (calon pengantin pria dan
wanita) duduk di tikar pandan, lalu disiram oleh pinisepuh, orang
tua dan orang lain yang telah ditunjuk. Terakhir, calon pengantin disiram air
kendi oleh ibu bapaknya sambil berkata “Niat Ingsun ora mecah kendi
nanging mecah pamore anakku wadon” dan kendi kosongnya dipecahkan ke
lantai.
Sumber: Google
E. Adol Dhawet (Jual dawet)
Setelah acara siraman, dilaksanakan acara jual
dawet. Penjualnya adalah ibu calon mempelai wanita yang dipayungi oleh ayah
calon mempelai wanita. Pembelinya yaitu para tamu yang hadir, yang menggunakan
pecahan genting sebagai uang.
Sumber: Google
F. Paes
Upacara menghilangkan rambut halus yang tumbuh
di sekitar dahi agar tampak bersih dan wajah calon pengantin bercahaya, lalu
merias wajahnya. Paes sendiri melambangkan harapan kedudukan yang luhur diapit
lambing ibu bapak dan keturunan.
Sumber: Google
G. Midodareni
Upacara adat Midodaren berarti menjadikan sang
mempelai wanita secantik Dewi Widodari. Orang tua mempelai wanita akan
memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai besok ia akan menjadi
tanggung jawab sang suami.
Sumber:
Google
H. Selametan
Berdoa bersama untuk memohon berkah keselamatan
menyongsong pelaksanaan ijab kabul atau akad nikah.
Sumber:
Google
I. Nyantri atau Nyatrik
Upacara penyerahan dan penerimaan dengan
ditandai datangnya calon mempelai pria berserta pengiringnya.
Dalam prosesi acara pernikahan ini calon
mempelai pria mohon diijabkan, atau jika acara ijab diadakan besok, kesempatan
ini dimanfaatkan sebagai pertemuan perkenalan dengan sanak saudara terdekat di
tempat penganttn pria. Jika ada kakak wanita yang dilangkahi, acara penting
lainnya yakni pemberian restu dan hadiah yang disesuaikan kemampuan pengantin
dalam Plangkahan.
Sumber: Google
Tahap 5 (Prosesi Puncak dari Rangkaian Upacara dan Merupakan Inti
Resepsi)
A. Upacara Ijab Qobul
Sebagai prosesi pertama pada puncak resepsi ini
adalah pelaksanaan ijab qobul yang melibatkan pihak penghulu dari KUA. Setelah
acara ini berjalan dengan lancar dan sah, maka kedua pengantin telah resmi
menjadi sepasang suami istri.
Sumber: Google
B. Upacara Panggih
Setelah upacara ijab qobul selesai, selanjutnya
dilanjutkan dengan upacara panggih yang meliputi:
Liron kembar mayang atau
saling menukar kembang mayang dengan arti dan tujuan bersatunya cipta, rasa dan
karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.
Sumber:
Google
Gantal atau lempar
sirih dengan harapan semoga semua godaan hilang terkena lemparan tersebut.
Sumber:
Google
Ngidak endhog atau
mempelai pria menginjak telur ayam lalu dibersihkan atau dicuci kakinya oleh
mempelai wanita sebagai lambang seksual kedua pengantin telah pecah pamornya.
Sumber:
Google
Minum air degan
(air buah kelapa) yang menjadi simbol air hidup, air suci, air mani dan
dilanjutkan dengan di-kepyok bunga warna-warni dengan harapan keluarga
mereka bisa berkembang segala-segalanya dan bahagia lahir batin.
Sumber: Google
Masuk ke pasangan mempunyai arti pengantin
menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan kewajiban.
Setelah upacara panggih, kedua pengantin diantar
duduk di sasana riengga. Setelah itu, acara pun dilanjutkan.
Sumber:
Google
Timbangan atau kedua
mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai wanita sebagai lambang sang ayah
mengukur keseimbangan masing-masing mempelai.
Sumber:
Google
Kacar-kucur dilaksanakan
dengan cara mempelai pria mengucurkan penghasilan kepada mempelai wanita berupa
uang receh beserta kelengkapannya. Lambang bahwa kaum pria bertanggung jawab
memberi nafkah kepada keluarga.
Sumber: Google
Dulangan atau kedua
pengantin saling menyuapi. Mengandung kiasan laku perpaduan kasih pasangan pria
dan wanita (simbol seksual). Ada juga yang memaknai lain, yakni tutur
adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) disimbolkan dengan sembilan
tumpeng.
Sumber:
Google
C. Upacara Bubak Kawah
Upacara ini khusus untuk keluarga yang baru
pertama kali hajatan mantu putri sulung. Ditandai dengan membagi harta benda
seperti uang receh, umbi-umbian, beras kuning dan lainnya.
D. Tumplak Punjen
Numplak artinya
menumpahkan, punjen artinya berbeda beban di atas bahu. Makna dari
Tumplek Punjen yakni telah lepas semua darma orang tua kepada anak. Tata cara
ini dilakukan bagi orang yang tidak akan bermenantu lagi atau semua anaknya
telah menikah.
Sumber:
Google
E. Sungkeman
Sebagai ungkapan bakti kepada orang tua serta
memohon doa restu.
Sumber: Google
F. Kirab
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan saat
pengantin berdua meninggalkan tempat duduknya untuk berganti pakaian.
Sumber:
Google